Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
62% Wilayah Indonesia Masuk Musim Kemarau, 17 Kabupaten Ini Terancam Kekeringan
15 Juni 2021 11:01 WIB
·
waktu baca 1 menitADVERTISEMENT
Sejumlah wilayah di Indonesia mulai memasuki musim kemarau . Beberapa daerah diprediksi akan terancam kekeringan karena tidak mengalami hujan dalam kurun waktu 2 bulan ke depan.
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG ) menjelaskan, berdasarkan jumlah ZOM (Zona Musim), 62 persen wilayah di Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Total 17 kabupaten diprediksi tidak akan mengalami hujan selama kurang lebih 2 bulan ke depan.
Adapun wilayah yang tengah menghadapi musim kemarau tersebut meliputi, Aceh, sebagian Sumatra Utara, sebagian Jambi, Lampung bagian selatan, sebagian Banten, sebagian DKI Jakarta, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, DIY, dan sebagian besar Jawa Timur.
Wilayah lain yang juga mengalami musim kemarau adalah sebagian besar Bali, sebagian besar NTB, sebagian besar NTT, Kalimantan Selatan bagian timur dan barat, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah bagian utara, sebagian kecil Sulawesi Utara dan Papua Barat bagian timur.
ADVERTISEMENT
Adapun 17 kabupaten yang sudah lama tidak mengalami hujan hingga berada pada kategori kemarau panjang ekstrem terbesar di lima provinsi, yakni ada di Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Nusa Tenggara Timur (NTT):
Nusa Tenggara Barat (NTB):
Bali:
Jawa Timur:
Jawa Tengah:
Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis di beberapa kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur berpotensi mengalami kekeringan meteorologis pada klasifikasi siaga hingga awas sampai dasarian ke depan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, BMKG mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di wilayah zona kemarau panjang untuk mulai menghemat dan menggunakan air dengan bijak agar dampak kekeringan akibat kemarau bisa dihadapi lebih baik.