news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

7 Fakta Unik Lobster: Kanibal hingga ‘Ngunyah’ Pakai Perut

27 November 2020 14:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nelayan menunjukkan lobster di Teluk Jukung, Desa Telong Elong, Kecamatan Teluk Jukung. Foto: Ulfa Rahayu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Nelayan menunjukkan lobster di Teluk Jukung, Desa Telong Elong, Kecamatan Teluk Jukung. Foto: Ulfa Rahayu/kumparan
ADVERTISEMENT
Lobster selama ini mendapatkan popularitasnya sebagai makanan kelas atas dengan harga mahal. Belakangan, ia mendapat sorotan publik berkat dugaan kasus korupsi yang menimpa mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo pada awal pekan ini.
ADVERTISEMENT
Namun, tahukah kamu ada beragam fakta unik di balik hewan krustasea ini? Tanpa panjang lebar lagi, berikut tujuh fakta menarik lobster yang telah dirangkum kumparanSAINS dari berbagai sumber.

Dulunya makanan narapidana

Sebelum mendapatkan status sebagai makanan kelas atas, lobster pada zaman penjajahan Inggris di AS merupakan makanan orang miskin dan para narapidana, menurut laporan Gizmodo. Hewan ini dulunya sangat mudah ditemukan di pesisir pantai, harganya murah, dan dianggap tidak memiliki rasa.
Saking murahnya lobster pada saat itu, seekor lobster cuma dihargai seperlima dari harga kacang panggang yang dijual di kota Boston, Massachussets, AS. Menurut laporan Time, seorang narapidana di negara bagian Massachussets sempat sakit karena selalu makan lobster setiap hari, membuat para pejabat menetapkan batasan narapidana cuma boleh makan lobster tiga kali seminggu.
Ilustrasi lobster. Foto: axistravel via pixabay
Popularitas lobster sendiri baru meningkat di tahun 1870-an, ketika orang-orang kaya dari New York yang berlibur di Boston ternyata menyukai lobster rebus yang dijual di sana.
ADVERTISEMENT

Terus membesar selamanya

Sama seperti makhluk hidup lain, tubuh lobster bisa tumbuh berkembang. Namun, ternyata perkembangan tubuh mereka terjadi selamanya hingga mereka mati.
"Mereka terus berkembang," kata Jelle Atema, seorang profesor biologi dari Universitas Michigan kepada The Christian Science Monitor. "Anda bisa mendapatkan lobster yang sangat, sangat besar."
Lobster terbesar di dunia yang tercatat adalah seberat 44 pon (19,9 kg) yang ditangkap dari Nova Scotia pada tahun 1977, menurut Guinness Book of World Records. Meski demikian, kebanyakan lobster di supermarket dan restoran cuma berkisar satu sampai dua pon.

Kanibal

Lobster juga ternyata makhluk kanibal. Artinya, mereka bisa saling makan satu sama lain.
Hal tersebut membuat para ahli berpikir budidaya lobster adalah bisnis yang kurang menguntungkan.
ADVERTISEMENT
“Mereka mencari makanan segar dan apa yang ada di sekitar, dan jika itu kebetulan lobster lain, maka itu jadi makan malam mereka,” kata Robert C. Bayer, direktur eksekutif The Lobster Institute di University of Maine, dikutip Time.
Lobster Air Tawar di Bintaro Fish Centre Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
“Salah satu alasan budidaya lobster tidak menguntungkan adalah karena mereka kanibal, dan ada banyak biaya yang menyertainya.”

Kunyah makanan pakai perut

Kebanyakan hewan mengunyah makanan dengan mulut sebelum dicerna di perut. Tabiat berbeda dimiliki oleh lobster.
Menurut laporan Universitas Illinois, lobster tidak mengunyah makanannya di mulut. Mereka justru menelan makanannya secara utuh dan membiarkan perutnya mengunyah.
Para peneliti menemukan, lobster punya sekelompok badan sel neuron di sistem saraf tepi (yang dikenal dengan istilah ganglion) tertentu yang memungkinkan mereka mengunyah makanan di perut. Ganglion khusus itu bernama ganglion stomatogastrik (STG), yang mengontrol kontraksi ritmik lambung dan gigi lambung.
ADVERTISEMENT

Mengecap rasa makanan dari kaki

Karakteristik unik lain yang dimiliki lobster saat makan adalah indera perasa mereka terletak di kaki.
Hal tersebut dimungkinkan karena reseptor perasa yang dimiliki lobster berada di bulu kaki mereka. Adapun antena kecil di depan mata mereka digunakan untuk melacak makanan yang jauh.
"Jika Anda melihat lobster di tangki di pasar, Anda akan melihat mereka membalik-balik, mencari makanan, zat terlarut di dalam air," kata Bayer.

Lobster betina hasilkan telur dari banyak ayah

Dalam urusan reproduksi, lobster betina bisa lahirkan ribuan telur dari perkawinannya dengan banyak lobster jantan.
Bibit Lobster. Foto: Antara/Ardiansyah
Lobster betina yang lagi mood buat kawin umumnya melepaskan cangkangnya untuk memberi tahu lobster jantan, menurut laporan Time. Biasanya, lobster yang melepaskan cangkangnya membuat dia rentan dimakan oleh lobster lain. Namun, untuk urusan lobster betina, kasusnya bisa berbeda.
ADVERTISEMENT
Ketika lobster betina melepaskan cangkangnya, lobster jantan biasanya akan memilih untuk berhubungan seks dengannya daripada membunuhnya. “Saya akan menggambarkannya sebagai posisi misionaris,” kata Bayer menjelaskan bagaimana posisi lobster berhubungan seks.
Enam hingga sembilan bulan setelah kawin, telur akan muncul di ekor lobster betina. Setelah enam hingga 9 bulan berikutnya, mereka menetas.
Seekor lobster betina seberat satu setengah pon dapat memiliki antara 8.000 hingga 12.000 telur, masing-masing seukuran segmen raspberry. Lobster betina bukan hewan monogami, yang artinya telur yang dia kandung bisa berasal banyak ayah.

Lobster tidak 'teriak' saat dimasak

Salah satu mitos saat memasak lobster hidup-hidup, seperti yang biasanya dilakukan restoran, adalah lobster bisa teriak kesakitan ketika direbus. Namun, ternyata suara yang dihasilkan panci rebusan lobster bukan berasal dari lobster.
ADVERTISEMENT
Bayer menjelaskan, suara dari lobster yang direbus merupakan "udara yang terperangkap di perut dan dipaksa melalui mulut setelah keluar dari air untuk waktu yang singkat.” Lobster sendiri diketahui tidak memiliki pita suara, dan mereka tidak dapat memproses rasa sakit.