Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Hampir 100 paus pilot ditemukan terdampar di sebuah pulau terpencil di Samudra Pasifik. Peristiwa ini bukan yang pertama kali dan penyebabnya masih misterius hingga kini.
ADVERTISEMENT
Departemen Konservasi Selandia Baru (DOC), menerima laporan adanya paus terdampar massal pada 22 November 2020. Mereka kemudian tiba di lokasi pada pukul tiga sore, di mana terdapat sekitar 97 paus pilot dan tiga lumba-lumba terdampar di Pantai Barat Waitangi, Kepulauan Chatham.
Dari 97 paus yang ditemukan, 26 di antaranya masih hidup. Namun harus disuntik mati karena kondisi mereka yang tidak memungkinkan, salah satunya kelelahan ekstrem.
“Hanya 26 paus yang masih hidup pada saat ini, sebagian besar dari mereka tampak sangat lemah, dan dimusnahkan karena kondisi laut yang ganas dan hampir pasti ada hiu putih besar di dalam air, yang membuat mereka terdampar seperti ini,” kata DOC Biodiversity Ranger, Jemma Welch, dalam sebuah pernyataan seperti dikutip IFL Science.
ADVERTISEMENT
DOC mengatakan, pemadaman listrik di Kepulauan Chatham menghambat komunikasi di wilayah kepulauan sehingga menunda petugas mencapai lokasi di mana paus pilot berada. Kepulauan Chatham sendiri adalah sebuah kepulauan yang terdiri dari 10 pulau, sekitar 800 kilometer di lepas Pantai Selandia Baru. Wilayah ini telah menjadi rumah bagi sekitar 600 penduduk.
Melimpahnya sumber daya laut di sana juga membuat banyak makhluk hidup yang tertarik untuk tinggal di Kepulauan Chatham. Meski jarang terlihat paus dan lumba-lumba, namun beberapa peristiwa terdampar massal di Chatham justru melibatkan kedua hewan ini. Pada tahun 1918, misalnya, sekitar 1.000 paus ditemukan terdampar di Kepulauan Chatham. Ini menjadi peristiwa paus terdampar paling besar sepanjang sejarah Selandia Baru.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun terakhir jumlah kasus paus terdampar semakin marak terjadi. Namun para peneliti masih belum bisa memastikan penyebabnya. Salah satu penjelasan paling masuk akal adalah perubahan iklim mendorong sumber makanan lebih dekat dengan pantai membuat paus tersesat dan salah arah.
Peristiwa yang dipicu perubahan iklim seperti gelombang tinggi juga dapat merusak sistem navigasi paus, membuat mereka kebingungan dan terdampar. Penjelasan lainnya adalah karena cuaca ekstrem, peningkatan jumlah hiu dan paus pembunuh, dan sonar militer yang mendorong paus ke wilayah asing.
Peristiwa paus terdampar di Selandia Baru menjadi hal yang sering terjadi dengan sekitar 300 paus terdampar setiap tahunnya. Meski penyebabnya belum diketahui, namun meningkatnya hewan terdampar bukan hal yang baik bagi beberapa spesies paus yang kini terancam punah. Memahami bagaimana mereka bisa terdampar adalah hal yang sangat penting dalam upaya konservasi di masa depan.
ADVERTISEMENT