Ada 47 Gempa Susulan Setelah Gempa 7,1 M di Malut dan Sulut

8 Juli 2019 13:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gempa Foto: kumparan/Nunki Pangaribuan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gempa Foto: kumparan/Nunki Pangaribuan
ADVERTISEMENT
Wilayah Sulawesi Utara diguncang gempa bumi berkekuatan 7,1 Magnitudo. Gempa tersebut terjadi sekitar pukul 23.08 WIT atau 22.08 WIB, Minggu (7/7).
ADVERTISEMENT
BMKG sempat mengeluarkan peringatan tsunami pasca peristiwa itu terjadi. Peringatan ini kemudian diakhiri BMKG pada, Senin (8/7) dini hari.
BMKG mencatat, hingga Senin (8/7), pukul 12.45 WIB, ada 47 kejadian gempa susulan. Kekuatan gempa susulan yang paling besar adalah 4,9 Magnitudo, sedangkan yang terkecil adalah 3,1 Magnitudo.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono mengatakan, ini adalah jenis gempa bumi dangkal. Menurutnya, gempa terjadi akibat deformasi kerak Bumi pada Lempeng Laut Maluku.
"Gempa ini memiliki mekanisme sesar naik (thrust fault) akibat adanya tekanan atau kompresi lempeng mikro Halmahera ke arah barat, dan tekanan lempeng mikro Sangihe ke arah timur," jelasnya dalam keterangan tertulis yang kumparan terima, Senin (8/7).
"Akibatnya, lempeng laut maluku terjepit hingga membentuk double subduction ke bawah Halmahera dan ke bawah Sangihe," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Menurut keterangan BMKG, saat ini belum ada laporan terjadinya kerusakan akibat guncangan gempa kuat di Maluku utara semalam. Meski begitu, gempa tersebut sempat menimbulkan kepanikan pada masyarakat.
BMKG mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap gempa susulan. Mereka menyarankan masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isu tidak benar.