Ada Lumut di Rumah? Jangan Dibuang, Studi Sebut Itu Penting Buat Bumi

15 Mei 2023 9:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Ilustrasi lumut di rumah. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lumut di rumah. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Lumut yang sering tumbuh di tembok atau di halaman rumah ternyata memiliki manfaat tak ternilai. Dalam sebuah studi baru disebut bahwa tanaman kecil itu menjadi tumbuhan penting bagi ekosistem di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
“Kami tercengang saat mengetahui bahwa lumut melakukan banyak hal menakjubkan,” seru David Eldridge, seorang ahli ekologi di University of New South Wales, Australia.
Untuk melihat bagaimana lumut punya peran penting bagi Bumi, para peneliti mengambil sampel lumut dari lebih seratus lokasi di delapan ekosistem berbeda. Eldridge dan rekannya memperkirakan populasi lumut mencakup 9,4 juta kilometer persegi dari berbagai lingkungan yang disurvei. Ini setara ukuran daratan China atau Kanada.
Lumut adalah leluhur dari semua tumbuhan yang ada saat ini. Organisme purba ini memiliki struktur yang lebih sederhana ketimbang keturunannya yang lebih modern, di mana mereka akan menumbuhkan satu tangkai yang dipenuhi daun kecil. Namun, meski kecil tidak membuat mereka kurang perkasa.
ADVERTISEMENT
“Lumut tidak memiliki saluran pipa yang dimiliki tanaman biasa, yang disebut xilem dan floem yang dilalui air,” kata Eldridge sebagaimana dikutip Science Alert.
Ilustrasi lumut di rumah. Foto: Shutter Stock
Para peneliti lantas membandingkan tanah tanpa lumut dengan yang ada lumutnya di setiap wilayah yang disurvei. Hasilnya, mereka menemukan pergerakan nutrisi yang lebih besar di tanah yang berlumut, meningkatkan siklus mulai dari nitrogen, fosfor, hingga bahan organik. Lumut juga bertindak sebagai makhluk penyimpan nutrisi, termasuk menyimpan sekitar 6,43 miliar metrik ton karbon, elemen penting tapi bermasalah jika terperangkap di atmosfer.
“Anda mendapatkan semua emisi global dari perubahan penggunaan lahan, seperti penggembalaan, pembersihan vegetasi, dan aktivitas terkait pertanian,” jelas Eldridge. “Kami pikir lumut menyedot karbon dioksida enam kali lebih banyak.”
ADVERTISEMENT

Lumut si penghalau patogen jahat

Selain itu, lumut juga tampaknya menutupi potensi penyebaran patogen jahat. Survei menemukan lebih sedikit patogen dan gen yang resisten terhadap antibiotik di tanah tempat lumut hidup, ketimbang area yang tidak bervegetasi.
“Kami mengira bahwa peningkatan karbon tanah di bawah lumut dapat mengurangi persaingan mikroba dan kebutuhan mereka untuk menghasilkan gen yang kebal terhadap antibiotik,” katanya.
Jalinan akar lumut yang dangkal membantu menyatukan tanah, menyediakan permukaan yang stabil untuk kelangsungan hidup tanaman yang mengarah pada ekosistem lebih kompleks. Lumut berkontribusi terhadap keanekaragaman hayati dan ekosistem tanah, terutama di daerah di mana pohon tidak tumbuh, seperti gurun atau tundra.
Ketika ada masalah dengan lingkungan seperti letusan gunung berapi, lumut adalah salah satu organisme paling awal yang kembali hidup, setelah cyanobacteria dan alga.
ADVERTISEMENT
“Apa yang kami tunjukkan dalam penelitian kami adalah bahwa di mana Anda memiliki lumut, Anda memiliki tingkat kesehatan tanah yang lebih tinggi, seperti lebih banyak karbon dan lebih banyak nitrogen," ujar Eldridge.
"Lumut mungkin menyediakan kendaraan yang sempurna untuk memulai pemulihan tanah perkotaan dan alam yang sangat terdegradasi."