Agar Lebih Tepat Menanganinya, Ini Perbedaan Sedih Biasa dan Gejala Depresi

30 Maret 2022 12:09 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi depresi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi depresi. Foto: Shutterstock
Perasaan sedih dan emosional lumrah dialami setiap orang. Terlebih setelah berada di situasi yang tidak menentu serta terbatasnya ruang gerak, misalnya akibat pandemi yang memicu kelelahan, baik fisik maupun psikis.
Namun bila berlarut-larut, rasa sedih ini bisa berujung pada rasa stres, bahkan depresi. Di sisi lain, tak sedikit orang yang menganggap kesedihan dan depresi sebagai perasaan yang sama. Akibatnya, depresi kerap diremehkan dan justru semakin berlarut-larut sehingga memengaruhi kualitas hidup.
Di Indonesia, masalah kesehatan jiwa ini juga mulai mendapat perhatian, terlebih dalam beberapa tahun terakhir tercatat tingkat penderita depresi terus meningkat. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Parahnya lagi, lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.
Menurut Psikiater dan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, dr. Aimee Nugroho, Sp.KJ, untuk menangani depresi secara tepat, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui perbedaan antara rasa sedih biasa dengan depresi serta gejalanya. Dua gangguan kesehatan jiwa ini bisa dibedakan dari tingkat keparahan serta durasinya.
“Sebagai manusia wajar merasa cemas, tetapi yang dimaksud gangguan kecemasan adalah ada rasa khawatir terus-menerus tanpa ada penyebab yang jelas, atau ada penyebab yang jelas namun respons kita cenderung berlebih,” ungkap dr. Aimee melalui webinar ‘Gangguan Depresi dan Kecemasan: Apa Saja yang Perlu Kamu Tahu’ di YouTube channel Prodia.
“Depresi gejalanya bila lebih dari dua minggu sedih, murung, tidak menyukai hal-hal yang dulu disukai,” tambahnya.

Penyebab dan gejala depresi

Ada banyak faktor penyebab depresi, baik faktor dari luar maupun dari dalam tubuh. Faktor dari luar di antaranya penggunaan obat terlarang dan ketergantungan alkohol dalam waktu lama, stres akibat pekerjaan, merasa rendah diri, hingga dan kurangnya dukungan sosial saat berada di situasi sulit yang memicu kecemasan.
Sedangkan faktor dari dalam, salah satunya disebabkan oleh ketidakseimbangan serotonin di dalam tubuh. Bagi yang belum familier, serotonin atau dikenal juga dengan sebutan hormon bahagia merupakan suatu neurotransmitter yang dibentuk oleh asam amino triptofan dan berfungsi merangsang rasa nyaman dan senang, serta membantu meredakan rasa sakit.
“Ada penelitian baru yang mengungkapkan adanya gut brain axis atau hubungan otak dengan sistem pencernaan, terutama lambung. Kalau kita depresi, serotonin akan ikut menurun karena 95 persen produksi serotonin ada di lambung. Makanya kalau stres biasanya lambung juga akan terasa tidak nyaman bahkan menimbulkan gastroesophageal reflux disease (gerd) atau meningkatnya asam lambung,” jelas dr. Aimee.
Lebih lanjut, dr. Aimee menjelaskan bahwa meski sama-sama penyakit mental yang ditandai dengan munculnya rasa sedih hingga kehilangan harapan, ada beberapa gejala lanjutan yang bisa diindikasikan sebagai depresi. Dalam dunia medis, gangguan mental dibagi menjadi dua golongan besar, yakni psikotik dan neurotik. Apa bedanya?

Perbedaan Gangguan Mental Psikotik dan Neurotik

Penderita gangguan jiwa psikotik tidak dapat menilai realita dengan normal, seperti terjadi pada penderita Skizofrenia dan delusi. Biasanya gejala yang muncul diikuti dengan halusinasi melihat penampakan makhluk-makhluk menyeramkan, mendengar suara atau bisikan, hingga kemampuan komunikasi yang menurun dan cenderung melantur ketika diajak berbicara.
Sedangkan pada gangguan jiwa neurotik, penderita masih bisa menilai realita dengan baik dan sadar tengah merasa cemas, depresi, dan tidak bahagia. Namun mereka tidak tahu bagaimana menanganinya.
"Gejala awal depresi bisa berupa sulit tidur, gangguan dan perubahan mood yang ekstrem, sudah lama tidak bisa happy dan tidak ada semangat, bahkan ada halusinasi," terang dr. Aimee.
Ilustrasi depresi. Foto: Shutterstock
Saat merasakan gejala-gejala di atas, dr. Aimee tetap menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan ke dokter ahli dan jangan melakukan self diagnosis. Saat ini pemeriksaan kesehatan jiwa bisa dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya melalui pemeriksaan kesehatan mental di Laboratorium Klinik Prodia lewat Paket Mental Wellness.
Ya, Anda bisa berkonsultasi langsung ke ahli atau bisa juga melakukan check-up di Laboratorium Klinik Prodia yang kini menyediakan Paket Mental Wellness untuk membantu mengetahui akar masalah gangguan kesehatan mental.
Selain konsultasi ke dokter, dr. Aimee menjelaskan bahwa kesehatan mental juga bisa dicek lewat analisa faeces dengan layanan Prohealthy gut Prodia, dengan meninjau makroskopis feses (warna, konsentrasi, lendir, dan darah), mikroskopis feses (lemak, karbohidrat, serat, leukosit, eritrosit, dan darah semar), serta asam lemak rantai pendek (asetat, propionat, butirat, dan valerat).
Apa hubungannya kesehatan saluran pencernaan dengan kesehatan mental? Seperti penjelasan sebelumnya, serotonin yang berfungsi mengontrol suasana hati paling banyak diproduksi di lambung. Lewat pemeriksaan ini, Anda bisa mengetahui kandungan zat-zat yang dihasilkan oleh bakteri saluran cerna yaitu Short Chain Fatty Acid (SCFA), kemudian bisa melakukan tindakan selanjutnya bila ternyata terjadi ketidakseimbangan serotonin.
Selain itu, kondisi kandungan nutrisi yang kurang optimal juga dapat menjadi salah satu akar permasalahan gangguan kesehatan mental yang dialami. Misalnya, kurang vitamin dan mineral, rendahnya kadar Omega 3, asupan tinggi kalori hingga tinggi lemak dan gula. Di sinilah peranan pemeriksaan laboratorium yang dapat menjadi sebuah media untuk mengetahui sebenarnya apa akar penyebab dari depresi atau kecemasan tersebut.
Apalagi mulai 20 Maret-30 Juni 2022 nanti, Prodia tengah meluncurkan penawaran spesial untuk pemesanan Paket Mental Wellness melalui aplikasi Prodia Mobile. Paket pemeriksaan ini dapat membantu Anda mengetahui penyebab masalah depresi dan gangguan kesehatan mental yang dialami. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Paket Mental Wellness dan layanan lain di Laboratorium Klinik Prodia, Anda bisa menghubungi Kontak Prodia 1500 830, follow Instagram dan Twitter @prodia_lab, atau ikuti Facebook Fanpage Laboratorium Klinik Prodia.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Prodia