Ahli: Corona B11529 Afrika Selatan Berpotensi Jadi ‘Super Variant’

26 November 2021 16:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah mikrograf elektron transmisi yang tidak bertanggal dari partikel virus SARS-CoV-2. Foto: NIAID Integrated Research Facility (IRF) via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah mikrograf elektron transmisi yang tidak bertanggal dari partikel virus SARS-CoV-2. Foto: NIAID Integrated Research Facility (IRF) via REUTERS
ADVERTISEMENT
Virus corona varian B.1.1.529 yang muncul di Afrika Selatan dan Botswana berpotensi menjadi ‘super variant’, menurut ahli epidemiologi. Varian tersebut pun diduga menjadi pendorong di balik lonjakan kasus COVID-19 di Afrika Selatan.
ADVERTISEMENT
Varian B.1.1.529 Afrika Selatan belakangan membuat para ahli khawatir karena membawa mutasi yang banyak. Ia total memiliki 50 mutasi baru, dengan 32 di antaranya berada di protein spike.
“Ini baru analisis awal, tapi sangat kuat kecenderungannya,” kata epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman, kepada kumparanSAINS, Jumat (26/11).
Otoritas kesehatan Afrika Selatan melaporkan bahwa corona varian B.1.1.529 telah ditemukan di 77 kasus COVID-19 di provinsi Gauteng per Kamis (25/11). Di Botswana, varian ini muncul di empat kasus. Sedangkan di Hong Kong , ia telah terindentifikasi dalam 2 kasus COVID-19.
Meski demikian, varian ini diduga telah menyebar jauh lebih luas. Financial Times melaporkan bahwa otoritas kesehatan Afrika Selatan menemukan varian Botswana di 90 persen dari 1.100 kasus COVID-19 di negara itu pada Rabu (24/11).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan tersebut, varian Botswana diperkirakan jauh lebih menular ketimbang varian Delta, jika dihitung berdasarkan pertumbuhan total kasus sejak awal identifikasi.
Pembeli mengantri untuk membeli bahan makanan di toko Pick n Pay jelang lockdown di Afrika Selatan. Foto: REUTERS / Siphiwe Sibeko
“Data dari sisi epidemiologinya, cenderung cepat menular. Saya sebagai epidemiolog dapat mengatakan potensinya sangat cepat menular. Karena dalam 3 minggu, di provinsi Gauteng itu tes positivity rate naik dari 1 persen jadi 30 persen,” tambah Dicky.
“Ini kita lihat bahkan dalam 2 minggu dia bisa mendominasi, bersirkulasi di Afrika Selatan, di tengah gelombang (varian) Delta.”
Corona varian B.1.1.529 sendiri pertama kali ditemukan di Botswana pada 11 November lalu. Varian itu kemudian ditemukan juga di Afrika Selatan pada 14 November, dan di Hong Kong pada 13 November dari seorang pelancong yang baru pulang dari Afrika Selatan.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, varian B.1.1.529 Afrika Selatan diketahui membawa beberapa mutasi yang benar-benar baru. Hal ini membuat para ahli membutuhkan waktu untuk menyelidiki seberapa bahaya dan dampak apa yang mungkin bakal dihasilkan varian tersebut.
"Varian ini memang mengejutkan kami, ia memiliki lompatan besar pada evolusi (dan) lebih banyak mutasi yang kami duga," kata Tulio de Oliveira, direktur Center for Epidemic Response and Innovation di Afrika Selatan, dalam konferensi pers, Kamis (25/11).
Sebuah mikrograf elektron transmisi yang tidak bertanggal dari partikel virus SARS-CoV-2 yang diambil dari pasien yang diisolasi di Amerika Serikat. Foto: NIAID Integrated Research Facility (IRF) via REUTERS
Varian B.1.1.529 juga membawa beberapa mutasi yang sudah dimiliki varian corona lain. Salah satunya adalah mutasi N501Y yang sepertinya mempermudah penyebaran virus corona. Varian ini juga membawa mutasi yang diketahui mempersulit antibodi untuk mengenali virus dan mungkin membuat vaksin kurang efektif, menurut peneliti.
ADVERTISEMENT
“Kami belum tahu banyak tentang ini. Apa yang kita ketahui adalah bahwa varian ini memiliki sejumlah besar mutasi. Dan kekhawatirannya adalah ketika Anda memiliki begitu banyak mutasi, itu dapat berdampak pada bagaimana virus berperilaku,” jelas Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk penanganan COVID-19, dalam sesi tanya jawab di media sosial pada Kamis (25/11).
WHO akan menggelar rapat pada 26 November untuk menentukan status varian B.1.1.529. Baik Dicky Budiman dan Tulio de Oliveira yakin bahwa WHO kemungkinan akan memberi label varian Botswana sebagai variant of concern atau variant of interest — status yang diberikan untuk varian corona yang berpotensi menimbulkan masalah.
Jika status tersebut diberikan, varian Botswana kemungkinan akan diberi nama varian Nu – huruf yang tersedia berikutnya dalam sistem penamaan Yunani untuk varian virus corona.
ADVERTISEMENT