Ajaib, 5 Hewan Ini Muncul Kembali Setelah Dikira Punah

18 Januari 2022 13:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ikan purba coelacanth di Museum Nasional Kenya pada 19 November 2001. Foto: George Mulala/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Ikan purba coelacanth di Museum Nasional Kenya pada 19 November 2001. Foto: George Mulala/Reuters
ADVERTISEMENT
Bumi telah memasuki periode keenam kepunahan sejak tahun 2010. Banyak faktor yang jadi penyebab, yang sebagian besar disebabkan karena ulah manusia, seperti pemanasan global dan polusi.
ADVERTISEMENT
Louise Gentle, dosen senior konservasi satwa liar di Sekolah Ilmu Hewan, Pedesaan dan Lingkungan di Nottingham Trent University di Nottingham, Inggris mengatakan bahwa, sekitar sepertiga dari semua spesies yang dinilai, berada pada risiko kepunahan.
Uniknya, ada beberapa hewan yang diprediksi punah, namun ditemukan kembali bertahun-tahun setelahnya dalam keadaan hidup. Melansir Mongabay, berikut daftar 5 hewan yang diduga punah namun muncul kembali.

Coelacanth

Coelacanth merupakan fosil hidup yang saat ini hanya tersisa dua spesies di Bumi yaitu Latimeria chalumnae di Afrika dan Latimeria menadoensis di Sulawesi, Indonesia. Coelacanth termasuk kelompok ikan purba Sarcopterygi yang hidup dan berkembang pada kedalaman sekitar 100 meter.
Ikan purba coelacanth di Museum Nasional Kenya pada 19 November 2001. Foto: George Mulala/Reuters
Hewan ini telah ada sejak Zaman Devonian atau Zaman Ikan yang mengacu pada evolusi beberapa kelompok ikan, sekitar 400 juta tahun silam. Sebelumnya Coelacanth telah dianggap punah menjelang akhir periode Cretaceous —sekitar 66 juta tahun silam, hingga akhirnya ditemukan spesimen hidup pertama pada Desember 1938 di Afrika Selatan.
ADVERTISEMENT

Takahe

Takahē (Porphyrio hochstetteri) adalah burung asli dari Selandia Baru. Ia merupakan spesies burung rail terbesar di dunia dan punya bulu berwarna biru dengan gradasi kehijauan yang yang indah.
Takahē memiliki makna budaya, spiritual, dan tradisional khusus bagi Ngāi Tahu (suku Māori) di sebagian besar Pulau Selatan Selandia Baru dan termasuk burung yang langka.
Mereka pertama kali ditemukan oleh penjelajah Eropa tahun 1847 dan hanya empat spesimen yang ditemukan pada abad ke-19. Diyakini setelah spesimen kedua ditemukan, tidak ada spesimen hidup lanjutan yang dilaporkan muncul.
Namun 50 tahun kemudian, seorang naturalis amatir bernama Geoffrey Orbell, yakin bahwa takahē masih ada di suatu tempat. Ia melakukan kampanye untuk menemukan kembali dan berhasil melihatnya di Pulau Selatan Selandia Baru pada 1948.
ADVERTISEMENT

Serangga Tongkat Pulau Lord Howe

Dulunya, serangga tongkat Pulau Lord Howe (Dryococelus australis) dapat dengan mudah ditemukan di Pulau Lord Howe yang terpencil di Samudra Pasifik. Hingga pada akhirnya, spesies ini ludes dimangsa kawanan tikus yang muncul setelah sebuah kapal karam di pulau tahun 1920-an.
Sejak insiden itu, pada tahun 1960 serangga yang disebut lobster pohon itu muncul kembali. Butuh sekitar 41 tahun bagi para ilmuwan untuk menemukan 24 serangga hidup, yang kemudian dikumpulkan dan dibesarkan di penangkaran.
Para peneliti diketahui sedang menunggu keberhasilan pemberantasan tikus di Pulau Lord Howe sebelum melepaskan lobster pohon ke rumah mereka.

Monyet Wol Ekor Kuning dari Peru

Monyet wol berekor kuning (Oreonax flavicauda) adalah spesies monyet yang endemik Peru. Spesies ini merupakan spesies primata yang langka, yang hanya dapat ditemui di pegunungan Andes Peru.
ADVERTISEMENT
Monyet ini pertama kali dideskripsikan dari kulitnya pada tahun 1812 dan terakhir terlihat tahun 1926. Ia dipercaya telah punah hingga pada tahun 1974 ditemukan di Brasil dan dipelihara sebagai hewan peliharaan.
Monyet ini kini ditampilkan di koin 1 sol Peru, dan diperkirakan kurang dari 1.000 individu hidup di alam liar.

Ikan Robust Redhorse

Ikan robust redhorse (Moxostoma robustum) adalah hewan asli dari lereng Samudra Atlantik di Amerika Serikat Tenggara. Ikan ini pertama kali dideskripsikan oleh seorang naturalis Eropa bernama Edward Drinker Cope berdasarkan pada seekor ikan yang dia temukan di Sungai Yadkin di North Carolina, AS pada tahun 1870.
Spesimen itu hancur dengan sebab yang tidak bisa dijelaskan. Ikan tersebut adalah satu-satunya yang ditangkap oleh Cope dan yang terakhir dilihat ilmuwan sejak 122 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita, ikan ini dianggap punah. Tapi pada 1980 dan 1985, ikan-ikan aneh--dengan mulut seperti penghisap--tersebut tertangkap dari Sungai Savannah dan Pee Dee di Georgia dan Carolina.
Ia dikirim ke ahli ikhtiolog (studi ikan) untuk dicek, dan setelah beberapa tahun para ahli mengumumkan bahwa ikan tersebut adalah ikan robust redhorse yang telah hidup kembali.