Ajaib! Pria Ini Ditembak di Kepala oleh Perampok, Selamat Cuma Alami Pusing

20 Juli 2023 10:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hukuman mati ditembak. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hukuman mati ditembak. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Percaya atau tidak, seorang pria yang tidak disebutkan namanya selamat dari maut setelah ditembak di kepala oleh perampok. Pria itu cuma pingsan dan mengalami sakit kepala.
ADVERTISEMENT
Perampokan sadis itu terjadi di sebuah halte bus di kota La Plata, Argentina. Pelaku membuat korbannya pingsan dan merampas tasnya. Saat bangun, korban mengalami sakit kepala. Awalnya menduga dia pingsan gara-gara dipukuli perampok. Dia kemudian pergi ke San Martín Hospital untuk memeriksakan dirinya.
Namun, para dokter menemukan fakta mengejutkan, sebuah proyektil peluru bersarang di kepala korban. Si pria ternyata bukan dikeroyok, tapi ditembak di kepala. Ajaibnya, peluru tidak mengenai area vital dan tidak memengaruhi struktur tulang apa pun.
Sebagian besar tembakan di kepala biasanya berakibat fatal, karena peluru bisa menghancurkan materi otak saat melintas dengan kecepatan tinggi sekitar 600 meter per detik dan menciptakan gelombang kejut yang dapat merusak jaringan di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut American Association of Neurological Surgeons, senjata api adalah penyebab utama kematian akibat cedera otak traumatis, di mana 35 persen kematian disebabkan oleh luka tembak di kepala. Sekitar 90 persen luka tembak di kepala berakibat fatal, banyak yang meninggal sebelum sampai di rumah sakit, sekitar setengahnya meninggal di UGD.
Para ilmuwan menangkap pemindaian dari otak seorang pria lansia yang tiba-tiba meninggal dunia. Foto: Shutterstock
Tingkat kelangsungan hidup luka tembak kepala melibatkan berbagai faktor, termasuk ukuran dan kecepatan peluru, dan bagian otak yang dilalui peluru. Jika peluru melewati struktur vaskular penting dari ujung lobus frontal kiri menuju lobus temporal serta batang otak, hal itu dapat menyebabkan kerusakan parah. Sementara jika peluru melewati jaringan otak yang kurang vital, biasanya pasien bisa bertahan.
Biasanya, orang bisa lebih bertahan jika peluru hanya merusak satu lobus di satu sisi otak. Kontrol motorik dan sensorik sisi kiri tubuh dikendalikan oleh sisi kanan otak, dan sebaliknya; sementara kognisi, ingatan, ucapan dan penglihatan dikendalikan oleh kedua sisi otak. Kerusakan hanya pada satu sisi otak dapat membuat korban mengalami gangguan tetapi masih dapat berfungsi.
ADVERTISEMENT
Bahkan jika peluru mengenai bagian otak paling penting, pembekuan darah dan pembengkakan di dalam otak dapat terjadi, menyebabkan kerusakan ekstra. Di zaman modern, sekitar setengah dari korban cedera otak traumatis akan mengalami kejang, dan membutuhkan obat antiepilepsi.
Adapun pria di La Plata, harus dirawat di rumah sakit, di mana peluru di kepala pasien akan dikeluarkan tanpa menyebabkan lebih banyak kerusakan.