Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Ajaib! Pria Ini Selamat setelah Terkena 250 Sengatan Lebah Pembunuh
4 Juni 2023 11:01 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Seorang pria di Arizona, AS, harus dilarikan ke rumah sakit karena mendapatkan ratusan sengatan gerombolan lebah pembunuh. Hebatnya dia selamat dari serangan tersebut.
ADVERTISEMENT
Serangan itu terjadi tatkala John Fischer sedang berada di lingkungan tempat tinggalnya di kota Florence, Arizona, bersama anjingnya bernama Pippin. Saat itu dia melihat ada kerumunan lebah. Tak disangka, kawanan lebah yang berjumlah lebih dari 1.000 ekor itu menyerang Fischer dan anjingnya.
Pippin si anjing berhasil kabur, sedangkan Fischer tak bisa lolos dari serangan setelah kursi rodanya terjungkal. Pria berusia 60 tahun itu menjadi bulan-bulanan lebah yang marah tanpa alasan.
Singkat cerita, kawanan lebah itu akhirnya pergi dan meninggalkan ratusan luka di tubuh Fischer. Dia akhirnya dibawa ke rumah sakit serta diberi morfin sebelum sengatan yang menancap di tubuhnya dilepas.
Menurut laporan Live Science, tim medis setidaknya menemukan 250 luka sengatan di sekujur tubuh Fischer, termasuk di lengan, mata, mulut, telinga, kaki, dan punggungnya. Fischer beruntung bisa bertahan dari maut. Dia akhirnya bisa pulih setelah dirawat di rumah sakit beberapa hari.
Lebah pembunuh sendiri dikenal sebagai lebah Afrika. Hewan ini pertama kali dibiakkan oleh seorang ilmuwan Brasil yang mencoba menggabungkan antara lebah penghasil madu dari Eropa dengan lebah madu Afrika yang bisa beradaptasi terhadap iklim yang lebih hangat.
ADVERTISEMENT
Menurut Museum Sejarah Alam London, lebah hibrida ini bermigrasi ke Utara dari Brasil, melalui Amerika Selatan dan Tengah ke AS selama bertahun-tahun. Perilaku agresif dan bergerombol, serta menyerang secara berkelompok, membuat mereka terkenal dan mendapat julukan lebah pembunuh. Namun, racun lebah pembunuh tidak lebih kuat ketimbang racun lebah madu Eropa.
Sengatan lebah pembunuh jarang menyebabkan kematian. Setiap tahun hanya 3 persen orang yang digigit lebah mengalami anafilaksis –reaksi parah yang mengancam jiwa. Anafilaksis dapat terjadi pada orang dengan alergi terhadap sengatan lebah. Menurut laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada 2019, ada rata-rata 62 kematian setiap tahun akibat sengatan lebah atau tawon antara 2000 hingga 2017.
Faktanya, Fischer bukanlah orang pertama yang selamat dari serangan lebah pembunuh. Seorang pekerja di Texas, AS, disengat oleh sekitar 1.000 lebah pembunuh dan selamat pada 2014. Pada tahun yang sama, seorang wanita berusia 71 tahun juga diserang oleh 80.000 lebah pembunuh dan ajaibnya masih bisa bertahan hidup meski mendapat 1.000 sengatan. Namun ada juga yang tidak selamat.
ADVERTISEMENT