Akibat Cuaca Dingin, Wanita Ini Terkena Penyakit Darah Langka

27 September 2019 11:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ruam-ruam berwarna ungu yang seperti sarang laba-laba muncul di sekujur tubuh wanita ini. Foto: The New England Journal of Medicine 2019
zoom-in-whitePerbesar
Ruam-ruam berwarna ungu yang seperti sarang laba-laba muncul di sekujur tubuh wanita ini. Foto: The New England Journal of Medicine 2019
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagi orang-orang New York, Amerika Serikat, suhu udara musim dingin telah membuat mereka berada dalam kondisi yang tidak kondusif. Selain itu, menurut laporan kasus yang diterbitkan di The New England Journal pada 25 September 2019, cuaca dingin juga telah membuat seorang wanita menderita penyakit yang sangat langka.
ADVERTISEMENT
Wanita berusia 70 tahun yang tidak disebutkan namanya itu tinggal di New York bagian utara, yang terkenal akan cuaca dingin dan bersalju. Dia pergi ke dokter setelah merasakan gejala pusing dan melihat adanya ruam-ruam berwarna ungu seperti sarang laba-laba di seluruh tubuhnya. Wanita lansia itu mengatakan kepada dokter bahwa dua minggu sebelumnya, dia mengalami gejala infeksi pernapasan.
Live Science melansir, hasil penelitian dokter di Basset Medical Center di Cooperstown, New York, menemukan bahwa ruam-rumah pada tubuh wanita itu adalah akibat masalah kulit yang disebut livedo reticularis. Kondisi ini diduga disebabkan oleh pembuluh darah spastik atau sirkulasi abnormal di bawah kulit.
Lebih lanjut, sampel darah yang diambil dari pasien bahkan mengungkapkan banyak keanehan. Alih-alih menampakkan warna merah pekat, darah wanita itu mengalir jernih dengan rumpun-rumpun merah tua mengembang di cairan. Sel darah merah pasien, yang membawa oksigen dan memberi darah rona kardinalnya, secara spontan saling menempel.
Sel-sel darah merah. Foto: Pixabay
Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa wanita itu menderita penyakit langka yang disebut aglutinin dingin. Penyakit ini adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh mulai menghancurkan sel darah merah.
ADVERTISEMENT
Dalam kondisi ini, biasanya antibodi dalam darah dan cairan getah bening mencari dan menghancurkan patogen yang menyerang, seperti virus dan bakteri. Pada orang dengan penyakit aglutinin dingin, suhu rendah memicu antibodi ini untuk berikatan dengan sel darah merah.
Sel-sel darah merah yang ditangkap antibodi kemudian menumpuk di rumpun tebal, proses yang dikenal sebagai aglutinasi, yang akhirnya membunuh sel-sel tersebut dan membuat orang kekurangan oksigen darah yang sangat dibutuhkan. Menurut dokter, dalam kasus ini, baik infeksi pasien maupun cuaca dingin di New York yang berkisar minus 9 derajat Celsius, mungkin telah memperburuk kondisi wanita itu.
Berdasarkan laporan National Library of Medicine (NIH), tim medis saat itu langsung menghangatkan tubuh wanita tersebut, dan merawatnya dengan transfusi darah dan obat kanker rituximab, yang juga dapat digunakan untuk mengobati kondisi autoimun tertentu. Setelah satu minggu menjalani perawatan, rasio sel darah merah wanita itu mulai kembali normal,. Selain itu, indikasi anemia dan rasa pusingnya juga kini telah menghilang.
ADVERTISEMENT