Aksi Ribuan Semut Api Gotong Royong Bikin Rakit Selamatkan Diri dari Banjir

4 Juli 2021 13:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Koloni semut api bergotong royong membentuk rakit di atas air. Foto: Robert Wagner/University of Colorado Boulder
zoom-in-whitePerbesar
Koloni semut api bergotong royong membentuk rakit di atas air. Foto: Robert Wagner/University of Colorado Boulder
ADVERTISEMENT
Tak hanya manusia, hewan juga saling membantu saat banjir melanda daerahnya. Hal ini diperlihatkan oleh ribuan semut api yang bekerja sama membangun rakit menggunakan tubuhnya agar bisa mengapung di atas air sampai banjir surut.
ADVERTISEMENT
Kini, sebuah video memperlihatkan bagaimana mereka membuat rakit hidup di atas air, melayang untuk mencapai daerah yang lebih kering. Dalam rekaman itu terlihat semut api mencoba mengubah bentuk dari bulat menjadi lebih lancip seperti tentakel hanya dalam waktu beberapa jam.
Jembatan hidup ini dibuat dari dua kelompok semut. Pertama semut struktural --serangga yang bergerombol rapat untuk menjaga koloni tetap mengapung-- yang berada di bawah hingga bertumpuk. Kedua adalah semut permukaan yang ada di atas jembatan, kemudian pindah ke posisi lain di bawah tubuh rekan-rekannya.
Menurut North Carolina State University, ada 20 spesies semut api yang tersebar di seluruh dunia. Namun, spesies semut api impor (Solenopsis invicta) dikenal sebagai semut dengan koloni paling banyak dengan 300.000 pekerja.
ADVERTISEMENT
Jika terowongan bawah tanah mereka dilanda banjir, semut api bakal bersatu untuk membuat rakit hidup yang dapat bertahan hingga berminggu-minggu atau sampai air surut. Tubuh bagian luar secara alami anti-air dan tekstur yang kasar dapat menjebak gelembung di udara. Oleh karena itu, jika tubuh semut bercengkrama dalam jumlah besar, mereka dapat membuat pondasi tahan air dan mengapung di atas air.
Rakit semut api banyak ditemukan di Texas selatan setelah Badai Harvey melanda wilayah tersebut pada 2017 lalu. Orang-orang yang menyelamatkan dari badai diimbau untuk menghindari rakit semut karena gigitan mereka sangat menyakitkan.
Penelitian sebelumnya menemukan bahwa ketika struktur rakit semut stabil, mereka akan berubah bentuk menjadi seperti tentakel pencari yang memanjang ke berbagai arah untuk menemukan wilayah yang lebih kering. Dan para ilmuwan tidak tahu persis bagaimana itu bisa terjadi.
ADVERTISEMENT
“Tentakel rakit semut ini, sepengetahuan kami, tidak didokumentasikan atau dijelaskan dalam literatur yang ada," tulis para peneliti dalam sebuah studi yang diterbitkan di Journal of the Royal Society Interface.
Ketika membuat rakit, mereka akan berkumpul dalam jumlah sekitar 3.000 hingga 100.000 semut api. Dari hasil rekaman yang berhasil peneliti ambil, mereka menemukan bahwa tentakel rakit dibentuk oleh gerakan semut yang disebut treadmilling.
Saat semut struktural menggeliat ke permukaan rakit, semut yang ada di atas akan turun ke posisi yang lebih rendah. Siklus ini dapat memperluas rakit dengan membentuk jembatan sempit untuk menjangkau tanah yang ada di dekatnya supaya koloni bisa selamat. Begitulah proses bagaimana mereka bisa membuat jembatan usai bikin rakit saat banjir melanda wilayahnya.
ADVERTISEMENT