Alasan Kenapa Benih Lobster Sangat Penting dan Disebut Plasma Nutfah

27 November 2020 6:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Benih Lobster Foto: Antara/Ardiansyah
zoom-in-whitePerbesar
Benih Lobster Foto: Antara/Ardiansyah
ADVERTISEMENT
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pada Rabu (25/11) malam. Edhy ditangkap KPK terkait dugaan menerima suap izin ekspor benih lobster.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, saat pertama kali menjabat sebagai menteri kelautan dan perikanan, Edhy memang santer mengumumkan akan membuka kembali keran ekspor benih lobster. Puncaknya, dia mengeluarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.12/2020 tentang Pengelolaan Lobster, Kepiting, dan Rajungan.
Dalam peraturan menteri tersebut tertera bahwa pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), telah membuka ekspor benih bening lobster dan lobster muda untuk pasar internasional.
Padahal, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan sebelumnya, Susi Pudjiastuti, ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, hingga mantan Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Emil Salim, telah menolak keras kebijakan dibukanya kembali ekspor benih lobster.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti melepasliarkan benih lobster di Banyuwangi. Foto: Dok. KKP
Susi menjelaskan keputusan Menteri KP Edhy Prabowo yang mengizinkan ekspor bibit lobster akan berdampak buruk pada ekosistem laut. Benih lobster merupakan plasma nutfah yang harus dijaga, bukan diperjualbelikan.
ADVERTISEMENT
"Mereka adalah plasma nutfah. Agama dan negara harus lindungi karena itu keberlanjutan kita sebagai manusia. Di negeri kita tidak ada kepedulian itu. Pak Busyro (Pimpinan Pusat Muhammadiyah), saya menangis karena saya tahu," kata Susi, seperti dikutip kumparan pada Senin (27/7).

Kenapa benih lobster sangat penting?

Sebelum mengetahui kenapa benih lobster sangat penting untuk ekologi, perlu diketahui dahulu apa itu plasma nutfah yang dimaksud mantan menteri Susi. Dijelaskan Maya Kurnia, dari Dinas Tanaman dan Peternakan Kabupaten Buleleng, plasma nutfah merupakan substansi yang mengatur perilaku kehidupan secara turun temurun, sehingga populasinya mempunyai sifat yang membedakan dari populasi yang lain.
Dengan kata lain, plasma nutfah adalah masa organisme (flora dan fauna) yang masih membawa sifat-sifat genetik asli. Pelestarian plasma nutfah sebagai sumber genetik akan menentukan keberhasilan program pembangunan pangan, di mana kecukupan pangan yang diidamkan tergantung pada keragaman plasma nutfah yang dimiliki.
Nelayan menunjukkan lobster di Teluk Jukung, Desa Telong Elong, Kecamatan Teluk Jukung. Foto: Ulfa Rahayu/kumparan
Ini disebabkan karena varietas unggul yang sudah, sedang, dan akan dirakit merupakan kumpulan dari keragaman genetik spesifik yang terekspresikan pada sifat-sifat unggul yang diinginkan.
ADVERTISEMENT
Indonesia menjadi salah satu negara dengan kekayaan plasma nutfah yang melimpah, mengingat luasnya wilayah penyebaran spesies di Indonesia, menyebabkan spesies-spesies itu memiliki keanekaragaman plasma nutfah yang cukup tinggi. Masing-masing lokasi memiliki spesies-spesies yang khas karena terbentuk dari lingkungan yang spesifik.
Unsur utama dari pengelolaan plasma nutfah sendiri adalah pelestarian secara in situ dan ex situ dari plasma nutfah yang kita miliki. Sedangkan fokus dari pengelolaan plasma nutfah adalah melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkannya secara berkelanjutan, baik pada ekosistem darat maupun laut, kawasan agroekosistem dan kawasan produksi, serta program konservasi ex situ.
Jika benih lobster yang menjadi plasma nutfah terganggu karena eksploitasi benih, maka akan menekan populasi lobster dewasa untuk tumbuh, berkembang, dan bereproduksi. Ini disampaikan oleh Adrian Damora, Kepala Divisi Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Pusat Riset Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dalam Mongabay.
Warga menunjukkan lobster hasil tangkapan nelayan di pesisir Pantai Meulaboh, Aceh Barat, Aceh. Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Lebih lanjut Adrian menjelaskan, akibatnya lobster berpotensi matang gonad saat remaja atau belum mencapai ukuran dewasanya dengan kemampuan menghasilkan telur yang lebih rendah. Imbasnya adalah kerusakan ekosistem.
ADVERTISEMENT
“Tidak heran, jika saat ini kita mengobservasi lobster hasil tangkapan nelayan, banyak ditemukan lobster betina berukuran kecil yang sudah bertelur atau dikenal dengan istilah berried female. Dalam jangka panjang, kondisi ini akan menyebabkan rekrutmen atau penambahan lobster-lobster muda di perairan menjadi rendah,” tulis Adrian.
Jika eksploitasi benih lobster terus dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan Indonesia bakal kehabisan stok lobster. Budidaya lobster terancam berhenti jika bibit lobster telah habis di alam liar. Terlebih, lobster belum bisa kawin dan mijah di penangkaran.
“Budidaya akan menghabiskan plasma nutfah/bibit lobster di alam. Dan satu saat pembesaran lobster itu pun akan berhenti karena bibit telah habis. Ingat Lobster belum bisa berkawin dan mijah di penangkaran. Semua bibit lobster yang diambil sampai dengan hari ini adalah dari alam," cuit Susi dalam akun Twitter miliknya, beberapa bulan yang lalu.
ADVERTISEMENT
***
Saksikan video menarik di bawah ini.