Ambisius, China Mulai Cicil Bangun Stasiun Luar Angkasa Baru

30 April 2021 13:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Roket Long March-5 Y5, membawa wahana satelit Chang'e-5, lepas landas dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang, di Wenchang, provinsi Hainan, China (24/11). Foto: Tingshu Wang/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Roket Long March-5 Y5, membawa wahana satelit Chang'e-5, lepas landas dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang, di Wenchang, provinsi Hainan, China (24/11). Foto: Tingshu Wang/REUTERS
ADVERTISEMENT
China tampaknya sudah mulai mencicil mimpi mereka untuk menjadi raksasa antariksa dunia. Pada Kamis (29/4) Negeri Tirai Bambu akhirnya mengirimkan modul pertama stasiun luar angkasa terbaru mereka ke orbit Bumi.
ADVERTISEMENT
Peluncuran pertama modul stasiun luar angkasa milik China berlangsung di Situs Peluncuran Pesawat Luar Angkasa Wenchang, China, dan dibawa oleh roket Long-March 5B.
Stasiun luar angkasa tersebut, yang diberi nama Tianhe (secara harfiah berarti “Harmoni Surgawi”), diharapkan dapat selesai dan beroperasi penuh pada tahun 2022. Setidaknya, dibutuhkan sekitar 10 misi untuk membawa lebih banyak bagian Tianhe dan merakitnya di orbit.
Menurut laporan media pemerintah China, Xinhua, Tianhe akan bertindak sebagai pusat manajemen dan kontrol stasiun luar angkasa China saat ini, Tiangong. Stasiun luar angkasa Tianhe punya simpul untuk tempat tiga pesawat ruang angkasa berlabuh dalam kunjungan singkat. Jika pesawat antariksa berkunjung untuk waktu yang lama, simpul berlabuh yang tersedia jadi cuma ada dua.
ADVERTISEMENT
Tianhe memiliki panjang total 16,6 meter, diameter maksimum 4,2 meter dan massa lepas landas 22,5 ton. Ia merupakan pesawat ruang angkasa terbesar yang dikembangkan oleh China.
Peluncuran pesawat penyelidikan Mars tak berawak, Tianwen-1, Provinsi Hainan, China. Foto: Carlos Garcia/REUTERS
Stasiun luar angkasa itu berbentuk T dengan modul inti di tengah dan kapsul laboratorium di setiap sisinya. Setiap modul akan memiliki berat lebih dari 20 ton. Ketika stasiun berlabuh dengan pesawat ruang angkasa berawak dan kargo, berat modulnya bisa mencapai hampir 100 ton.
Tianhe akan beroperasi di orbit rendah Bumi pada ketinggian 340 km hingga 450 km. Ia memiliki umur yang dirancang 10 tahun, tetapi para ilmuwan China percaya bahwa Tianhe bisa bertahan lebih dari 15 tahun dengan perawatan dan perbaikan yang baik.
"Kami akan belajar bagaimana merakit, mengoperasikan dan memelihara pesawat ruang angkasa besar di orbit, dan kami bertujuan untuk membangun Tiangong menjadi laboratorium ruang angkasa tingkat negara bagian yang mendukung astronot tinggal lama dan percobaan ilmiah, teknologi dan aplikasi skala besar," kata Bai Linhou, wakil kepala perancang stasiun luar angkasa di China Academy of Space Technology (CAST).
ADVERTISEMENT
"Stasiun ini juga diharapkan berkontribusi pada pengembangan dan pemanfaatan sumber daya ruang angkasa secara damai melalui kerja sama internasional, serta memperkaya teknologi dan pengalaman untuk eksplorasi masa depan China ke luar angkasa yang lebih dalam," sambung Bai.

Jadi kebanggaan warga China

Tianhe tak hanya menjadi stasiun luar angkasa baru bagi China. Ia juga merupakan kebanggaan bagi masyarakat di sana.
Menurut laporan The Guardian, peluncuran Tianhe disaksikan langsung oleh Perdana Menteri Li Keqiang, serta para pemimpin sipil dan militer lainnya, dari pusat kendali di Beijing.
Rekaman peluncuran Tianhe juga disiarkan secara langsung oleh stasiun TV milik negara, CCTV. Saat roket Long-March 5B berhasil menembus atmosfer, stasiun TV tersebut menampilkan gambar karyawan program luar angkasa Tianhe bersorak-sorai.
ADVERTISEMENT
Di saat bagian pertama Tianhe berhasil mengorbit, 12 astronot China sedang berlatih untuk terbang ke dan tinggal di stasiun itu. Mereka direncanakan mulai bertugas di Tianhe pada bulan Juni 2021.
Hingga saat ini, China tidak berencana menggunakan stasiun luar angkasanya untuk kerja sama internasional. Meski demikian, Beijing mengatakan bahwa mereka membuka ruang kolaborasi dengan pihak lain.

Ambisi besar China jadi raksasa antariksa

Dalam beberapa tahun terakhir, China memiliki ambisi yang besar untuk jadi raksasa antariksa, seperti Rusia dan AS. Beijing berharap, mereka bisa menjadi kekuatan luar angkasa utama di dunia pada tahun 2030.
Roket pembawa Long March 5B lepas landas dari Pusat Peluncuruan Luang Angkasa Wenchang di Wenchang, Hainan, China. Foto: AFP/STR
Menurut laporan berbagai sumber, China telah menjadi negara kedua dengan dana terbesar untuk program antariksa.
China diperkirakan menghabiskan 8,9 miliar dolar AS pada 2020 untuk program luar angkasa, jauh melampaui Rusia di posisi ketiga yang cuma mengucurkan 2,77 miliar dolar AS. Amerika Serikat, bagaimanapun, masih jadi negaraa dengan pengeluaran program antariksa terbesar dengan 18 miliar dolar AS.
ADVERTISEMENT
Program luar angkasa China telah berkembang pesat sejak satelit pertamanya meluncur pada tahun 1970. Setelah itu, butuh waktu selama 33 tahun sampai antariksawan asal China, yang dikenal sebagai "taikonaut", bertugas di luar angkasa pada 2003.
Pada September 2011, China meluncurkan lab Tiangong-1, modul prototipe stasiun antariksa pertamanya yang dimaksudkan untuk meletakkan dasar bagi stasiun permanen.
Pada akhir tahun 2020, China sukses membawa sampel Bulan ke Bumi lewat misi Chang’e 5. Ini merupakan batu Bulan pertama yang berhasil dibawa ke Bumi dalam hampir 50 tahun terakhir.
Capaian terbesar program luar angkasa China boleh jadi akan tiba dalam waktu dekat, jika misi Tianwen-1 sukses mendaratkan wahana dan robot penjelajah di permukaan Mars akhir bulan depan.
ADVERTISEMENT