Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Analisis BMKG soal Hujan Lebat yang Sebabkan Banjir Bandang Bandung
11 Februari 2019 18:20 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
ADVERTISEMENT
Banjir bandang menerjang kompleks perumahan Jati Endah Regency, Kelurahan Jatiendah, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, pada Sabtu (9/2/2019) sekitar pukul 22.00 WIB. Menurut laporan teraktual, banjir bandang ini menyapu 12 rumah, dan dua di antaranya ambruk atawa hancur total.
ADVERTISEMENT
Selain itu, banjir bandang ini setidaknya juga telah merenggut nyawa empat orang. Tiga orang korban tewas telah berhasil diidentifikasi. Mereka adalah Firdasari (35), Nuraini (25), dan Rauvan (17 bulan). Selain mereka, ada satu jenazah laki-laki lainnya yang belum diketahui identitasnya.
Menurut pantauan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada hari itu wilayah Kabupaten Bandung memang sempat diguyur hujan lebat. BMKG mencatat, hujan lebat terjadi di Kabupaten Bandung sejak Sabtu (9/2/2019) malam sehingga menimbulkan banjir akibat meluapnya sungai di sekitar wilayah itu pada pukul 22.00 WIB dan kemudian tanggul di Pasirjati jebol pada Minggu (10/2/2019) dini hari.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung BMKG Tony Agus Wijaya mengatakan bahwa hujan lebat tersebut merupakan salah satu penyebab terjadinya banjir bandang di Kabupaten Bandung.
ADVERTISEMENT
“Karena saat itu terjadi curah hujan 59 mm/hari, kategori hujan lebat. Yaitu lebih dari 50 mm/hari,” ujar Tony saat dihubungi kumparanSAINS, Senin (11/2/2019).
Berdasarkan salinan data hasil analisis BMKG dari Tony yang diterima kumparanSAINS, tercatat bahwa intensitas hujan yang tercatat di Pos Hujan Cileunyi pada 10 Februari 2019 adalah sebesar 59 mm/hari dan intensitas hujan yang tercatat di Stasiun Geofisika Bandung pada tanggal yang sama adalah 30,5 mm/hari.
Hujan lebat inilah yang menimbulkan volume air yang besar di sungai yang melintasi wilayah Kabupaten Bandung dan kemudian menyebabkan tanggul di Pasirjati jebol.
Namun selain faktor hujan lebat, faktor lainnya yang diyakini sebagai penyebab banjir bandang di Kabupaten Bandung adalah kurangnya area resapan air di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Bupati Bandung Dadang M.Nasser secara khusus menyoroti pembangunan di area atas kompleks Jati Endah Regency. Menurutnya, karena kompleks itu berada di kaki Gunung Manglayang dan kini area resapan air di wilayah itu semakin berkurang, volume air di anak sungai sekitar kompleks menjadi besar.
Imbasnya, saat volume air sungai terlampau besar, dinding tanggul menjadi ambruk menutup aliran sungai sehingga air malah berbelok arah menghantam pemukiman.
Oleh karena itu, Dadang mengimbau masyarakat yang tinggal di kawasan itu untuk menyediakan dan membuat area-area resapan air. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Bandung sedang berusaha membuat area resapan air dengan menanam berbagai macam pohon.
“Kami terus melakukan upaya belanja pohon terus untuk ditanam untuk buah-buahan (yang pohonnya bisa menyerap air). Alpukat, nangka, itu salah satu upaya dilakukan sehingga dirasakan lima tahun ke depan,” ujarnya saat mendatangi lokasi banjir kemarin.
ADVERTISEMENT
Live Update