Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
‘Angin’, Penyebab Penyakit Kultural di Indonesia
23 Februari 2018 8:31 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Dari semua penyakit yang ada, masuk angin mungkin menjadi ‘penyakit’ yang paling sering diderita oleh orang Indonesia. Namun masalahnya, masuk angin sebenarnya bukanlah penyakit yang benar-benar dikenal secara medis.
ADVERTISEMENT
“Orang Indonesia sering kali menyalahkan angin untuk penyakit mereka. Padahal yang sebenarnya disebut dengan masuk angin menunjukkan berbagai macam penyakit yang berbeda-beda,” kata dr. Yuda Turana, Sp.S, ketua Indonesian Society of Hypertension saat dihubungi melalui telepon oleh kumparanSAINS, Kamis (22/2).
“Karena saya dokter saraf, pernah sekali waktu ada penderita Bell’s Palsy. Pasien saya bertanya, ‘Dok, apa saya kena angin, yah?’”
Bell’s Palsy adalah penyakit yang menyebabkan kelumpuhan pada salah satu sisi otot wajah. Dan di Indonesia, ‘angin’ seringkali disebut sebagai penyebab kelumpuhan ini, bisa karena terlalu sering terpapar angin alami atau karena menggunakan kipas angin terlalu sering.
Menurut Yuda, dalam kultur sosial di Indonesia, masuk angin bisa menunjukkan beberapa penyakit berbeda. Misalnya rasa kembung dan mual juga sering dianggap sebagai efek dari ‘masuk angin’. Padahal, bisa jadi itu sebenarnya malah disebabkan oleh penyakit maag.
ADVERTISEMENT
Begitu juga rasa sakit di dada yang sering kali di Indonesia disebut sebagai angin duduk. Penyakit tersebut sebenarnya adalah penyakit angina pektoris. Penyakit ini disebabkan karena adanya penyempitan pembuluh darah di jantung sehingga kita merasakan sakit di bagian dada.
Masuk Angin Hanya Dikenal di Indonesia
Yuda mengatakan masuk angin adalah contoh dari keunikan fenomena medis di Indonesia. Sebab, masuk angin sendiri hanya dikenal di Indonesia. Dan metode pengobatan yang sering dilakukan di Indonesia untuk menyembuhkan penyakit masuk angin, yakni kerokan, juga termasuk fenomena medis yang unik di sini.
“Salah satu keunikan (lainnya) di Indonesia itu adalah orang-orang itu menyebarkan berita dari mulut ke mulut. Karena itu banyak juga orang Indonesia yang masih ke dukun kalau mereka mendengar dukun tersebut manjur.”
ADVERTISEMENT
Selain itu, peristiwa yang melibatkan selebriti pun bisa menciptakan fenomena medis baru. Misalnya, tutur Yuda, beberapa waktu lalu ada selebriti yang menderita suatu penyakit. Lalu tiba-tiba, banyak pasiennya yang menanyakan apakah mereka punya penyakit yang sama dengan selebriti tersebut.