Anjing Bisa Deteksi Kanker Payudara

27 Maret 2017 15:31 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anjing German Shepherd (Foto: pixabay)
Siapa kira, anjing bisa berperan dalam mendeteksi penyakit kanker payudara yang diderita manusia. Hal ini diketahui berdasarkan hasil penelitian yang diumumkan pada Jumat (24/3). Sepasang anjing jenis German Shepherd dilatih selama enam bulan dan memiliki akurasi 100 persen dalam mengidentifikasi penyakit kanker payudara yang diderita perempuan. Dalam penelitian itu sendiri, teknik identifikasi yang dilakukan cukup sederhana dan murah. Penelitian ini juga berpotensi untuk merevolusi cara pendeteksian penyakit tersebut di negara-negara yang masih memiliki keterbatasan dalam akses transportasi dan keterbatasan dokter. "Di negara-negara ini, ada dokter kanker, dokter bedah, tapi di daerah pedesaan biasanya ada keterbatasan akses untuk melakukan diagnostik," ujar Isabelle Fromantin, yang memimpin proyek bernama Kdog, dilansir Seeker. Menurutnya, keterbatasan ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam melakukan penanganan dan pengobatan untuk menyelamatkan nyawa penderita. "Jika proyek ini (dengan anjing) berhasil, maka kita bisa mengimplementasikan secepatnya," lanjut Fromantin. Para peneliti berasumsi jaringan kanker payudara memiliki 'bau' yang berbeda sehingga hidung anjing yang sensitif bisa mengenalinya. Ada 32 pasien kanker yang menjadi sampel dalam penelitian ini dan semuanya mengenakan perban pada bagian kanker. Dengan bantuan spesialis anjing, Jacky Experton, anjing yang bernama Thor dan Nykios dilatih untuk mengenali perban yang mengandung kanker. Setelah enam bulan mengikuti pelatihan, kedua anjing ini melakukan tes selama beberapa hari pada Januari dan Februari. Pada saat diuji, peneliti menggunakan 31 perban dari pengidap kanker yang telah dilatih sebelumnya. Satu perban diberikan setiap satu kali eksperimen, bersama tiga sampel dari perempuan yang tak mengidap kanker. Dalam percobaan pertama, anjing-anjing itu bisa mendeteksi 28 dari 31 perban pengidap kanker, mencapai angka 90 persen kesuksesan. Sementara di percobaan kedua, keberhasilan mencapai 100 persen, di mana kedua anjing itu dapat mengidentifikasi semuanya dengan tepat. "Memang teknologi bisa membantu dengan sangat baik, tapi terkadang sesuatu yang sederhana dan jelas, juga bisa membantu," ujar Amaury Martin dari Curie Institute. Selanjutnya, pengujian akan dilakukan dengan pasien yang lebih banyak dan juga dua anjing lagi. Tapi, untuk saat ini tim penelitian masih membutuhkan pendanaan pada proyeknya. Tim ini meyakini suatu saat nanti anjing tersebut dapat digantikan oleh sebuah mesin 'pengendus', yang bisa berwujud diagnostik elektronik untuk menganalisis sampel penyakit dari orang-orang yang berlokasi jauh dari klinik. Baca juga: Google Gunakan Kecerdasan Buatan Bantu Diagnosis Kanker
ADVERTISEMENT