Anjing Liar di Chernobyl Bertahan Hidup dari Radiasi Nuklir, DNA-nya Bermutasi?

7 Maret 2023 7:26 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anjing liar di lingkungan cemaran radiasi nuklir di Chernobyl, Ukraina. Foto: Timothy Mousseau via AP
zoom-in-whitePerbesar
Anjing liar di lingkungan cemaran radiasi nuklir di Chernobyl, Ukraina. Foto: Timothy Mousseau via AP
ADVERTISEMENT
Setelah lebih dari 35 tahun kecelakaan nuklir terburuk terjadi di Chernobyl, Ukraina, anjing liar yang berada di sekitar sana ternyata mampu bertahan hidup. Mereka berkeliaran di sekitar gedung dan pabrik, dapat menemukan makanan, serta berkembang biak.
ADVERTISEMENT
Fakta ini menarik perhatian para peneliti untuk melakukan studi tentang anjing yang bertahan hidup di lingkungan Chernobyl, agar hasil penelitiannya bisa menjadi ilmu berharga bagi manusia tentang trik bertahan hidup di lingkungan yang keras dengan cemaran radioaktif nuklir.
Pada Jumat, 3 Maret 2023, para peneliti ini menerbitkan penelitian mereka di jurnal Science Advances, yang menjelaskan tentang bagaimana 302 anjing liar yang hidup di zona lokasi bencana dapat bebas berkeliaran. Para peneliti juga mengidentifikasi populasi anjing yang terpapar radiasi dan membuat mereka berbeda secara genetik satu sama lain dengan anjing lain di dunia.
Para peneliti mengatakan, sebagian besar anjing yang mereka pelajari tampaknya merupakan keturunan hewan peliharaan yang terpaksa ditinggalkan penduduk ketika mereka keluar dari daerah tersebut.
ADVERTISEMENT
Lingkungan Chernobyl sangat brutal. Pada 26 April 1986, terjadi ledakan dan kebakaran yang berasal dari pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina yang memuntahkan radioaktif ke atmosfer. Sebanyak 30 pekerja tewas kala itu, sementara jumlah kematian jangka panjang akibat radiasi diperkirakan mencapai ribuan.
Anjing liar di lingkungan cemaran radiasi nuklir di Chernobyl, Ukraina. Foto: Jordan Lapier via AP
Tim Mousseau, profesor ilmu biologi di University of South Carolina, AS, yang terlibat dalam riset ini, mengumpulkan darah anjing-anjing itu sejak 2017. Beberapa anjing tinggal di fasilitas pembangkit listrik, distopia, dan lingkungan industri. Peneliti juga mengambil sampel darah anjing yang hidup dengan jarak 14,5 kilometer dan 45 kilometer dari pusat ledakan pembangkit listrik.
Ahli genetika Elaine Ostrander dari The National Human Genome Research Institute di AS, yang juga terlibat dalam riset, mengatakan bahwa, hasil uji DNA riset ini dapat mengetahui mana saja anjing yang hidup di daerah dengan paparan radiasi tinggi, rendah, dan sedang.
ADVERTISEMENT
"Itu adalah tonggak sejarah besar bagi kami," kata Ostrander, dikutip dari Fox News. "Dan, yang mengejutkan adalah, kami bahkan dapat mengidentifikasi keluarga, sekitar 15 keluarga anjing yang berbeda."
"Kami dapat membandingkannya dan kita dapat berkata: Oke, apa yang berbeda, apa yang berubah, apa yang bermutasi, apa yang berevolusi, apa yang membantu Anda, apa yang menyakiti Anda pada tingkat DNA?" kata Ostrander.
Para ilmuwan mengatakan penelitian itu dapat diterapkan secara luas, karena memberikan wawasan tentang bagaimana hewan hingga manusia dapat hidup sekarang dan di masa depan di wilayah dunia dengan tingkat radiasi tinggi.
Dr. Kari Ekenstedt, seorang dokter hewan yang mengajar di Universitas Purdue, AS, dan tidak terlibat dalam penelitian, mengatakan riset ini adalah langkah pertama untuk menjawab pertanyaan penting tentang bagaimana paparan tingkat radiasi yang tinggi memengaruhi mamalia besar. Misalnya, dia berkata, "Apakah genom mereka akan berubah dengan sangat cepat?"
ADVERTISEMENT