Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Alarm kebakaran di Gedung Nusantara III DPR tiba-tiba berbunyi, Senin (24/2). Asap pekat lalu menyelimuti gedung tersebut.
ADVERTISEMENT
Pegawai, termasuk para pewarta di parlemen panik, lari berhamburan keluar gedung. Sementara pimpinan DPR Puan Maharani dan Ahmad Basarah pun dievakuasi ke Gedung Nusantara II.
Awalnya, gedung DPR berasap itu diduga bersumber dari gedung yang terbakar. Petugas bahkan menerjunkan 11 mobil damkar ke lokasi. Meski belakangan, Sekjen DPR Indra Iskandar meluruskan bahwa asap itu bukan bersumber dari kebakaran.
"Bukan kebakaran, sistem aerosol di gedung DPR terlalu sensitif," ucap Indra kepada kumparan, Senin (24/2).
Lantas, apa sebenarnya sistem aerosol itu?
Aerosol merupakan sistem suspensi padat atau cair dalam gas. Dilansir ThoughtCo, istilah aerosol untuk pertama kalinya dikemukakan ahli kimia bernama Frederick G Donnan saat Perang Dunia I. Donnan merujuk istilah itu untuk menggambarkan awan partikel mikroskopis di udara.
Meski demikian, keberadaan aerosol sebagai sebuah konsep sudah ada sejak tahun 1790. Ini erat kaitannya dengan minuman berkarbonasi yang tengah marak saat itu. Ilmuwan tertarik dengan gas bertekanan tinggi yang dihasilkan dari efek minuman tersebut.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, penelitian mengenai kegunaan aerosol pun marak dilakukan. Pada tahun 1949, misalnya, aerosol rupanya punya manfaat untuk industri properti. Aerosol yang digabungkan dengan cat dapat menghasilkan cat semprot.
Dalam perkembangannya, aerosol lalu berguna untuk menciptakan alat-alat kosmetik dan rumah tangga yang cara kerjanya disemprotkan. Contohnya, hair spray, deodoran, skincare, termasuk untuk kebutuhan memadamkan api.
Dilansir FirePro, saerosol dapat memadamkan api di tingkat molekul dengan menghambat reaksi rantai kimia yang terjadi dalam pembakaran. Aerosol ini mengandung potasium berbasis garam yang menyebabkan api lebih mudah padam.
Gas yang dihasilkan pun diklaim ramah lingkungan dan tak berbahaya bagi tubuh. Sejumlah gedung modern menggunakan sistem aerosol untuk mengantisipasi kebakaran. Jika ada api terdeteksi, sistem aerosol akan menyemburkan gas untuk memadamkan api tersebut.
ADVERTISEMENT
Live Update