Apa itu Brucellosis, Wabah Penyakit yang Infeksi Ribuan Orang di China

18 September 2020 17:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bakteri. Foto: skeeze via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bakteri. Foto: skeeze via Pixabay
ADVERTISEMENT
Sebuah wabah baru dilaporkan muncul di China. Setidaknya, sudah ada 3.245 orang yang terindikasi mengidap wabah penyakit yang disebut brucellosis, menurut laporan Komisi Kesehatan kota Lanzhou, Ibu Kota Provinsi Gansu, China.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan otoritas setempat, wabah penyakit brucellosis itu disebabkan oleh kebocoran pabrik farmasi biologis Zhongmu Lanzhou pada akhir Juli hingga Agustus 2019. Saat memproduksi vaksin brucella untuk hewan, mereka menggunakan desinfektan. Namun, tidak semua bakteri berhasil dibasmi dalam limbah gas.
Gas limbah yang terkontaminasi membentuk aerosol yang mengandung bakteri, lalu bocor ke udara, terbawa angin dan melintas ke Institute Penelitian Hewan Lanzhou, tempat wabah pertama kali melanda. Orang-orang di Institut tersebut mulai melaporkan infeksi pada November dan jumlahnya terus meningkat.

Apa itu Brucellosis?

Brucellosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri brucella. Penyakit ini menyebar ke manusia dari hewan yang terinfeksi ketika mereka bersentuhan dengan hewan tersebut atau mengonsumsi produk hewan yang terkontaminasi bakteri. Menurut laporan CDC, hewan yang paling sering terinfeksi brucella adalah domba, sapi, kambing, babi, dan anjing.
ADVERTISEMENT
Setidaknya, para peneliti telah menemukan lima jenis bakteri brucella yang berbeda. Masing-masing jenis bakteri brucella tersebut biasanya menginfeksi hewan yang berbeda. Baru-baru ini, ilmuwan juga telah melihat strain bakteri brucella baru pada rubah merah dan hewan laut tertentu, termasuk anjing laut. Brucella pada hewan tidak dapat disembuhkan.
Ilustrasi bakteri Foto: dok.Shutterstock
Penularan brucellosis dari hewan terinfeksi brucella ke manusia biasanya terjadi ketika orang makan daging kurang matang atau mengkonsumsi produk olahan susu yang tidak dipasteurisasi, menghirup bakteri penyebab brucellosis (inhalasi), atau bakteri masuk ke dalam tubuh melalui luka kulit atau selaput lendir ketika orang memegang darah atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi.
Menurut laporan Mayo Clinic, ada beberapa orang yang punya risiko tinggi mengidap brucellosis. Orang berisiko ini umumnya bekerja dengan hewan atau yang bersentuhan dengan darah terinfeksi brucella, seperti:
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, untuk mencegah penularan brucellosis, orang dianjurkan untuk menghindari produk olahan susu yang tidak dipasteurisasi, masak daging secara matang, mengenakan sarung tangan saat bekerja dengan hewan atau di lab, melakukan tindakan pencegahan keamanan di tempat kerja berisiko tinggi, dan vaksinasi hewan peliharaan.
Selain itu, Mayo Clinic juga melaporkan kalau penyakit brucellosis lebih sering terjadi di wilayah:
Penyakit brucellosis sendiri biasanya dimulai dengan gejala yang mirip penyakit flu. Gejala awal tersebut di antaranya adalah demam, sakit kepala, lemah, keringat yang mengucur, menggigil, penurunan berat badan, dan nyeri sendi dan otot.
ilustrasi bakteri Foto: Shutterstock
Peradangan hati dan limpa, serta gejala gastrointestinal atau pernapasan juga dapat terjadi bagi pengidap brucellosis. Bagi pasien laki-laki, gejala penyakit ini juga termasuk testis yang meradang.
ADVERTISEMENT
Adapun durasi gejala brucellosis biasanya mulai muncul pada 5-60 hari setelah seseorang terinfeksi. Infeksi ini bisa berlangsung selama berhari-hari atau berbulan-bulan, dan terkadang dapat berlangsung selama satu tahun atau lebih dan dapat kambuh kembali. Meski demikian, ada pula beberapa orang tidak mengalami gejala infeksi penyakit ini.
Perempuan hamil dan bayinya berisiko terkena penyakit parah jika mengidap penyakit brucellosis. Jika tidak diobati, infeksi dapat menyebabkan cacat lahir, aborsi spontan, atau kematian janin.
Brucellosis pun dapat menular dari orang ke orang, menurut laporan CDC, meski kasus penularan antar manusia sangat jarang. Beberapa penularan tersebut termasuk ibu hamil dan menyusui yang terinfeksi dapat menularkan infeksi kepada bayinya, penularan lewat seksual, dan transplantasi jaringan atau transfusi darah.
ADVERTISEMENT
CDC mencatat, orang yang terinfeksi brucellosis dapat diketahui melalui keberadaan bakteri brucella di sampel darah, sumsum tulang, atau cairan tubuh lainnya. Selain itu, tes darah dapat dilakukan untuk mendeteksi antibodi yang melawan bakteri.
Jika orang ternyata positif mengidap brucellosis, dokter dapat meresepkan antibiotik sebagai obat. Kematian akibat brucellosis jarang terjadi, menurut catatan CDC, di mana tingkat kematian pasien kurang dari 2 persen dari total kasus.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.