Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Belum lama ini, para ilmuwan melaporkan kemunculan virus corona hibrida gabungan varian Omicron dan Delta di beberapa negara di Eropa. Varian ini kemudian dijuluki Deltamicron atau Deltacron .
ADVERTISEMENT
Apa itu Deltacron dan bagaimana ia ditemukan?
Sebelumnya, peneliti di Cyprus pernah mengaku menemukan varian corona kombinasi Delta dan Omicron yang kemudian disebutnya Deltacron pada Januari 2022. Deltacron yang dimaksud rupanya bukan rekombinasi, melainkan hasil kontaminasi dari kelalaian pekerjaan di laboratorium.
Hal tersebut tidak menyurutkan niat para peneliti dunia untuk terus memantau perkembangan varian lain dari virus corona, seperti yang dilakukan Scott Nguyen. Ilmuwan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Washington, DC, AS, itu memeriksa GISAID–database internasional genom virus corona– dan hasilnya dia menemukan sesuatu yang aneh pada Februari 2022.
Nguyen menemukan sampel yang dikumpulkan di Prancis pada Januari 2022, dan kemudian diidentifikasi oleh para peneliti sebagai campuran varian Delta dan Omicron . Dalam kasus yang jarang terjadi, orang bisa terinfeksi dua varian virus corona sekaligus.
ADVERTISEMENT
Tetapi ketika dr. Nguyen melihat lebih jauh data tersebut, dia menemukan petunjuk baru. Nguyen menyebut bahwa virus ini merupakan kombinasi gen dari dua varian Delta dan Omicron atau para ilmuwan menyebut sebagai virus rekombinan.
Ketika dia mencari pola mutasi yang sama, Nguyen menemukan lebih banyak kemungkinan rekombinan di Belanda dan Denmark. Hal itu dikonfirmasi oleh Etienne Simon-Loriere, ahli virus di Pasteur Institute di Paris, Prancis.
“Hari itu, kami bergegas untuk memeriksa ulang apa yang dia (Nguyen) curigai,” kata Etienne Simon-Loriere, ahli virus di Institut Pasteur di Paris, seperti dikutip The New York Times. "Dan, ya, kami dengan cepat mengkonfirmasi bahwa memang itu adalah rekombinan."
dr. Simon-Loriere dan kolega akhirnya memperoleh sampel beku, yang kemudian berhasil menumbuhkan rekombinan baru di laboratorium yang sekarang tengah mereka pelajari. Para peneliti lantas melaporkan genom pertama Deltacron di GISAID pada 8 Maret 2022.
ADVERTISEMENT
Adapun Deltacron sudah terdeteksi di Prancis, Denmark, Jerman, Belanda, dan Amerika Serikat.
Dari mana virus rekombinan berasal?
Meskipun kasusnya langka, orang bisa terinfeksi dengan dua varian virus corona sekaligus. Misalnya, jika kamu pergi ke tempat yang ramai di mana beberapa orang terinfeksi corona, kamu mungkin bisa menghirup virus yang disebarkan oleh lebih dari satu orang.
Ada kemungkinan dua virus menyerang sel sama secara bersamaan. Ketika sel itu mulai memproduksi virus baru, materi genetik baru mungkin tercampur, berpotensi menghasilkan virus hibrida baru.
Apakah Deltacron berbahaya?
Gelarnya sebagai virus hibrida antara Delta dan Omicron mungkin akan terdengar berbahaya. Tapi ada beberapa alasan kenapa kamu tidak perlu panik dalam menghadapi virus ini, karena peristiwa semacam ini, kata dr. Simon-Loriere, bukan hal baru.
ADVERTISEMENT
Ini terlihat dari orang-orang yang terinfeksi Deltacron. Meski sudah ada sejak Januari 2022, belum ada laporan lonjakan kasus yang sangat tinggi dan membahayakan. dr. Simon-Loriere juga mengatakan genom varian rekombinan tidak berpotensi menjadi pandemi baru. Sebab, gen yang mengkode protein paku (spike) di tubuh Deltacron hampir seluruhnya berasal dari Omicron.
Sebagaimana diketahui, protein lonjakan adalah bagian penting dari virus untuk menyerang sel. Ini juga merupakan target utama antibodi yang dihasilkan melalui infeksi dan vaksin. Jadi antibodi yang dihasilkan dari Omciron seharusnya efektif untuk mencegah infeksi Deltacron.