Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengapresiasi keberhasilan uji coba dexamethasone yang terbukti dapat mengurangi risiko kematian pasien COVID-19 dengan gejala berat.
“Ini adalah pengobatan pertama yang ditunjukkan untuk mengurangi angka kematian pada pasien dengan COVID-19 yang membutuhkan dukungan oksigen atau ventilator,” kata Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO dalam pernyataan resmi, Selasa (16/6).
Dalam uji coba itu, tim peneliti memberi dexamethasone kepada sekitar 2.000 pasien COVID-19 dan 4.000 pasien lain tidak diberi obat ini. Hasilnya, pemberian dexamethasone berhasil mengurangi risiko kematian pasien virus corona dengan gejala berat.
Pemberian dexamethasone menurunkan risiko kematian pasien yang dirawat dengan ventilator dari 40 menjadi 28 persen dan pasien dengan alat bantu oksigen dari 25 menjadi 20 persen. Namun, obat ini belum terbukti mampu menyembuhkan kasus COVID-19 dengan gejala ringan.
Dilansir Healthline, dexamethasone masuk ke dalam kategori obat steroid yang dikenal sebagai kortikosteroid. Obat ini sudah tersedia luas di pasaran termasuk sebagai obat generik. Dexamethasone tersedia dalam bentuk tablet, cairan, tetes mata, dan tetes telinga.
ADVERTISEMENT
Dalam penelitian di Inggris, obat ini diberikan dalam bentuk infus untuk pasien yang menggunakan ventilator dan dalam bentuk tablet untuk pasien yang membutuhkan oksigen.
Dexamethasone dalam bentuk tablet umumnya digunakan sebagai obat anti peradangan, alergi, mengatur kadar gula darah, melawan infeksi, dan mengontrol stres. Selain itu, obat ini juga digunakan untuk mengobati rematik, radang sendi, dan asma.
Berbeda dengan kandidat obat COVID-19 lain seperti remdesivir, dexamethasone telah digunakan sejak tahun 1960-an. Obat ini juga sudah tersedia di seluruh dunia dengan harga yang terjangkau. Menurut hasil uji coba di Inggris, dexamethasone diberikan selama 10 hari kepada pasien dengan biaya 5 poundsterling atau sekitar Rp 89.000.
Sementara di Amerika Serikat, harga obat ini mencapai USD 8 atau sekitar Rp 110.000. Di sejumlah apotek online di Indonesia, dexamethasone dijual seharga Rp 1.800 per 10 tablet.
ADVERTISEMENT
Namun obat ini tergolong sebagai obat keras sehingga tidak dapat sembarangan digunakan. Menurut UK National Institute for Health and Care Excellence, penggunaan dexamethasone dapat menimbulkan sejumlah efek samping seperti meningkatkan rasa cemas, mengurangi daya tahan tubuh, gangguan pencernaan, kelelahan, pusing, gangguan tidur, dan peningkatan berat badan.
Selain itu pemakaian dexamethasone dalam dosis tinggi juga bisa mengakibatkan gangguan psikiatris seperti euforia, perubahan suasana hati, hingga keinginan bunuh diri.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.