Apa Itu Segitiga Bermuda? Wilayah Misterius di Samudra Atlantik

21 Januari 2021 9:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kawasan Segitiga Bermuda. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kawasan Segitiga Bermuda. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Segitiga Bermuda adalah wilayah yang kerap dikaitkan dengan hal-hal mistis, misteri, dan juga takhayul. Kawasan ini berada di Samudra Atlantik, ditandai dari pantai Atlantik di Florida lalu menjulur (di Amerika Serikat) di bagian barat, Bermuda di bagian utara, dan Puerto Rico di bagian selatan.
ADVERTISEMENT
Kawasan yang dikenal pula sebagai Devil’s Triangle atau Segitiga Setan ini terkenal karena teori dan beberapa kasus kecelakaan kapal dan pesawat. Sekitar 50 kapal dan 20 pesawat dikatakan menghilang secara misterius di wilayah tersebut.
Kecelakaan yang paling populer melibatkan wilayah ini adalah hilangnya kapal penambang USS Cyclops pada tahun 1918 dan hilangnya pesawat tempur AS yang disebut Flight 19 pada tahun 1945. Tak ada alasan jelas akibat insiden tersebut, bahkan puing-puing kapal dan pesawat tersebut tidak ditemukan.
Meskipun berbagai teori dan cerita misteri bermunculan, faktor geofisika dan kelalaian kemungkinan menjadi penyebab berbagai insiden di Segitiga Bermuda. Salah satu dugaannya adalah bahwa pilot gagal menyeimbangkan pesawat dan kesalahan navigasi.
Ilustrasi peta Segitiga Bermuda Foto: Shutter Stock
Nama Segitiga Bermuda sendiri pertama kali digunakan oleh penulis dari Amerika Serikat, Vincent Hayes Gaddis, di majalah berjudul Argosy edisi Februari 1964. Kepopuleran Segitiga Bermuda bertambah setelah Charles Berlitz merilis buku The Bermuda Triangle pada tahun 1974. Buku tersebut laris di pasaran dan berhasil terjual 5 juta kopi.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, banyak orang yang menghubungkan Segitiga Bermuda dengan alien, lorong waktu, gravitasi terbalik, atlantis dan monster laut. Sedangkan beberapa ahli lebih mempertimbangkan secara ilmiah, seperti anomali magnetik, badai laut, atau letusan gas metana dari dasar laut.
Menurut laporan Britannica, wilayah tersebut kemungkinan terjadinya Gulf Stream, kondisi arus laut yang besar menyebabkan perubahan cuaca. Sedangkan menurut ahli kelautan dari University of Southampton, Simon Boxal, wilayah Segitiga Bermuda di Samudra Atlantik menjadi berbahaya karena menjadi tempat pertemuan badai sehingga menyebabkan cuaca ekstrem untuk dilalui kapal laut.
(MRT)