Apa Itu Vaginismus yang Bikin Meghan Trainor Sakit saat Berhubungan Seks?

29 April 2023 10:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Meghan Trainor. Foto: Instagram/@Meghan Trainor
zoom-in-whitePerbesar
Meghan Trainor. Foto: Instagram/@Meghan Trainor
ADVERTISEMENT
Meghan Trainor mengidap vaginismus. Penyanyi 29 tahun itu kemudian memeriksakan dirinya ke dokter, karena kerap tak nyaman saat berhubungan seks dengan suaminya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Trainor mengaku Daryl Sabara sang suami sangat sabar menghadapi kondisi vaginismus yang dialami istrinya.
“Aku diberi tahu bahwa aku memiliki sesuatu yang disebut vaginismus. Sebelumnya, kupikir setiap perempuan di sekitarku selalu merasakan sakit selama dan setelah berhubungan seks,” tutur Trainor dalam podcast bersama bintang tamu Trisha Paytas, yang tayang di kanal YouTube miliknya.
Lantas apa itu vaginismus, kondisi yang dialami oleh Meghan Trainor? Menurut dr. Robbi Asri Wicaksono, Sp.OG dari Vaginismus Indonesia, vaginismus merupakan kondisi kekakuan otot dinding vagina yang tidak bisa dikendalikan oleh pemilik.
Hal ini akhirnya menyebabkan kegagalan penetrasi.
Ilustrasi vagina mengalami vaginismus. Foto: Shutterstock
Penyebab vaginismus secara medis masih belum diketahui. Meski begitu, ada dugaan kondisi ini berkaitan dengan kecemasan atau ketakutan berhubungan seks.
ADVERTISEMENT
Layanan kesehatan nasional Inggris, National Health Service (NHS), menyebutkan penyebab vaginismus masih belum jelas, tapi ada beberapa hal diduga menjadi penyebabnya, seperti ketakutan vagina terlalu kecil, pengalaman seks pertama yang buruk, hingga pemeriksaan medis yang tak menyenangkan.
Mengingat penyebabnya belum diketahui secara pasti, belum ada pula metode deteksi dini vaginismus.
“(Jenis vaginismus) pada umumnya terbagi menjadi dua, pertama vaginismus primer, sejak awal memang tidak bisa (dipenetrasi). Kedua, vaginismus sekunder, orang tersebut awalnya bisa penetrasi, tapi setelah titik waktu tertentu, tidak bisa,” kata dr. Robbi dalam wawancaranya dengan kumparan beberapa waktu lalu.
Ilustrasi vagina. Foto: Shutterstock

Kategori dan pengobatan penderita vaginismus

dr. Robbi mengatakan, secara operasional, kategori vaginismus dibagi menjadi hal berikut:
ADVERTISEMENT
Pengobatan vaginismus sejauh ini hanya berupa terapi. Metode terapi dengan angka keberhasilan tinggi adalah dilatasi, alias peregangan otot yang kaku di vagina agar kembali normal.
“Ada prosedurnya. Bisa sembuh, dengan catatan mengikuti terapi secara prosedur. Belum ada temuan kambuh setelah mengikuti terapi dengan benar,” tambah dr. Robbi.
“Di luar sana, ada kekeliruan kalau tidak bisa penetrasi itu karena kurang rileks (atau pikiran). Secara kedokteran, otot vagina itu tidak bisa dikendalikan oleh pikiran. Mereka (penderita) dorongan seksualnya normal, rangsangan, lubrikasi normal,” ujarnya.