news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Apa yang Akan Terjadi Jika Bumi Berhenti Berputar?

14 April 2022 10:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bumi. Foto: NASA
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bumi. Foto: NASA
ADVERTISEMENT
Tahukah kamu kalau Bumi yang kita injak berputar dengan sangat cepat. Saking cepatnya, seluruh makhluk di Bumi tak bisa merasakannya. Lantas, apa yang bakal terjadi jika Bumi berhenti berputar? Apakah kiamat? Mari kita bahas.
ADVERTISEMENT
Bumi telah berputar sejak ia dilahirkan atau sekitar 4,5 miliar tahun lalu. Planet yang kita pijak ini terbuat dari puing-puing yang tersisa ketika Matahari terbentuk dari runtuhnya awan materi yang sangat besar.
Dijelaskan oleh Jacco van Loon, seorang Astronom di Keele University, puing-puing yang membentuk planet itu kemudian berputar mengelilingi Matahari sampai sekarang.
Bumi berputar setiap 23 jam dan 56 menit di luar angkasa. Ia juga bergerak mengikuti orbitnya untuk mengelilingi matahari dan butuh waktu satu tahun untuk menyelesaikannya. Untuk kembali menghadap matahari, Bumi membutuhkan tambahan empat menit. Artinya, satu hari di Bumi berlangsung selama 24 jam.
Karena Bumi berputar di luar angkasa yang pada dasarnya kosong atau hampa, maka tidak ada yang bisa menghentikannya. Contoh, kalau kamu memutar sebuah gasing di tanah, pada akhirnya ia akan terhenti. Ini karena saat gasing berputar, udara dan permukaan di sekitar akan ikut mendorong, menyebabkan gesekan sehingga kecepatannya melambat.
Ilustrasi gempa bumi. Foto: Toru Hanai/REUTERS
“Satu-satunya yang bisa menghentikan Bumi berhenti berputar adalah jika ada planet lain yang menabrak Bumi. Tapi, ini juga tak akan menghentikan putaran Bumi, cuma mengubah caranya berotasi,” kata Jacco van Loon sebagaimana dikutip The Conversation.
ADVERTISEMENT

Lantas, apa yang bakal terjadi jika Bumi berhenti berputar?

Jacco van Loon bilang, jika Bumi berhenti berputar, kita tidak akan serta merta terlempar ke ruang angkasa. Ini karena gravitasi akan menjagamu tetap berada di tanah. Alih-alih terlempar, ini akan menyebabkan banyak perubahan, mulai waktu hingga iklim.
Saat Bumi berhenti berotasi tapi tetap berjalan mengelilingi Matahari, satu hari akan berlangsung selama setengah tahun. Sementara suhu akan bertambah panas saat siang hari, dan lebih dingin di malam hari. Hal ini akan memengaruhi iklim Bumi.
Perubahan suhu yang besar antara siang dan malam menyebabkan angin kencang yang menggerakkan udara hangat menuju sisi Bumi yang lebih dingin di malam hari. Angin juga akan bertiup dari daerah hangat di sekitar khatulistiwa ke daerah kutub yang dingin. Di Bumi yang berputar, hal ini tidak terjadi karena angin dibelokkan ke samping.
Badai Dorian terlihat dari satelit Amerika Serikat (3/9). Foto: AP
ADVERTISEMENT
Inti Bumi sebagian adalah besi cair. Gerakan berputar Bumi mengubah besi cair ini menjadi magnet dan menciptakan medan magnet. Medan magnet melindungi kita dari radiasi berbahaya yang berasal dari partikel Matahari dan sinar kosmik dari luar tata surya. Radiasi yang menyentuh atmosfer akan terlihat sebagai aurora.
Tanpa adanya medan magnet, radiasi akan mencapai permukaan Bumi dan membuat orang-orang sakit. Sementara beberapa jenis burung yang menggunakan medan magnet sebagai penentu arah akan tersesat jika bumi berhenti berputar.
Perputaran Bumi membuat kita dapat melihat bintang terbit dan terbenam pada malam hari, dan melihat rasi bintang yang berbeda-beda sepanjang tahun. Jika Bumi tidak berotasi, maka langit malam akan selalu menampilkan rasi bintang yang sama karena kita akan terus melihat sisi ruang angkasa yang sama.
ADVERTISEMENT