Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Apa yang Terjadi Bila Hujan Turun di Tempat Paling Kering di Dunia?
16 November 2018 16:17 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Apa yang terjadi bila hujan deras tiba-tiba turun di tempat paling kering di dunia? Mungkinkah tempat tersebut akan menjadi lebih hijau dan akan ada air yang menggenangi tempat tersebut?
ADVERTISEMENT
Sebuah riset terbaru di jurnal Scientific Reports menemukan jawaban untuk pertanyaan tersebut. Hasil studi menunjukkan, hujan yang turun di tempat terkering di dunia justru tidak mendatangkan kehidupan melainkan masalah bagi makhluk hidup yang tinggal di sana.
Ilmuwan mengambil Gurun Atacama di Chile sebagai subjek penelitian. Gurun Atacama menjadi wilayah yang dikategorikan sebagai hiperarid dengan tingkat kekeringan paling tinggi pada indeks ariditas selama 15 juta tahun.
Wilayah ini juga punya catatan tidak pernah turun hujan selama 500 tahun. Rekor itu pecah ketika hujan secara tidak terduga turun pada Maret dan Agustus 2015, serta Juni 2017.
"Ketika hujan turun di Atacama, kami berharap gurun dapat menjadi hijau dan gurun yang luas tersebut dapat hidup kembali," kata ahli astrobiologi Alberto Fairén dari Cornell University dan Centro de Astrobiología, seperti dikutip Science Alert.
ADVERTISEMENT
Astrobiologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari kemungkinan adanya kehidupan di luar Bumi. Atacama seringkali digunakan sebagai tempat untuk mempelajari apakah ada kemungkinan makhluk hidup bisa tinggal di Mars.
"Yang kami temukan sebaliknya, karena kami menemukan bahwa hujan di inti Gurun Atacama dapat menyebabkan kepunahan besar-besaran sebagian besar spesies mikroba di sana," tambah Fairén.
Sebelum hujan turun di Atacama, sampel tanah yang diambil di wilayah Yungay yang dekat pusat gurun menunjukkan bukti adanya 16 spesies mikroba yang berbeda-beda.
Hujan yang turun di Atacama menciptakan kolam air. Analisis tanah dalam studi ini menunjukkan, populasi mikroba di Yungay telah mengalami kepunahan massal akibat osmotic shock.
"Setelah hujan, hanya ada dua hingga empat spesies mikroba yang ditemukan di laguna," ungkap Fairén.
ADVERTISEMENT
Fairén menambahkan, hasil studi ini dapat menunjukkan apa yang terjadi saat air muncul di Mars. Ia menduga, jika memang pernah ada makhluk asing atau alien hidup di Mars, maka kemunculan air bisa jadi penyebab kepunahan mereka.