Apa yang Terjadi ketika Bom Nuklir Meledak?

14 Maret 2022 9:08 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bom atom Hiroshima. Foto: Photo12/Universal Images Group via Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bom atom Hiroshima. Foto: Photo12/Universal Images Group via Getty Images
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan kekhawatiran risiko konflik senjata nuklir. 27 Februari lalu Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa misil nuklir Rusia berada dalam "mode siap tempur." Awal maret Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa "perang dunia ketiga adalah perang nuklir."
ADVERTISEMENT
Sebelum membahas konflik geopolitik ini lebih jauh, mari kita coba untuk memahami sedikit sains dari bom nuklir. Apa yang terjadi setelah bom nuklir meledak?
Pertama mari kita hitung, berapa total misil nuklir yang dimiliki Rusia. Federation of American Scientist memperkirakan Rusia memiliki total lebih 1.500 misil yang siap untuk meluncur dalam bentuk hulu ledak.
Angka ini kecil dibanding dengan total keseluruhan “senjata nuklir yang bisa meledak dan sedang disimpan” yang mana diestimasi oleh Federation of American Scientist, jumlahnya mencapai 5.799. 1500-an hulu ledak ini dapat meluncur lintas benua.
Amerika sendiri memiliki 5.428. Digabung dengan Rusia, AS dan Rusia saja sudah memegang lebih dari 90% total senjata nuklir global. Jika terjadi perang besar di atlantik dan semua hulu ledak nuklir ini digunakan, maka seluruh bumi akan menerima dampaknya.
ADVERTISEMENT

Bagaimana cara kerja bom nuklir?

Ilustrasi hulu ledak termonuklir. Foto: Encyclopaedia Britannica/UIG Via Getty Images
Sesuai namanya, bom nuklir menggunakan reaksi yang melibatkan inti atom untuk menghasilkan energi yang besar. Reaksi yang digunakan di bom nuklir adalah reaksi fisi, atau reaksi pemisahan.
Inti sebuah atom dipicu untuk membelah, menghasilkan dua atom berbeda, dan energi. Unsur radioaktif seperti Plutonium-239 atau uranium-235 menjadi bahan bakar fisi nuklir ini.
Namun desain hulu ledak nuklir modern sedikit berbeda dengan bom atom zaman Perang Dunia II. Bom nuklir fisi diganti menjadi bom termonuklir, atau bom hydrogen.
Bedanya dengan bom nuklir fisi, bom termonuklir ini menggunakan reaksi nuklir fisi dan fusi, sehingga dapat menghasilkan ledakan yang lebih dahsyat akibat reaksi berantainya.
Menurut Union of Concerned Scientists, ledakan ini menciptakan bola api yang suhunya mendekati panas dari pusat matahari. Bom termonuklir telah dites, namun tidak pernah digunakan dalam pertempuran.
ADVERTISEMENT
Kondisi di pusat ledakan sama dengan kondisi seseorang akan mati secara sekejap. Misalnya, senjata nuklir 10 kiloton--setara bom Hiroshima dan Nagasaki--dapat dengan sekejap membunuh sekitar 50% orang dalam radius 3,2 km dari titik ledakan, menurut laporan tahun 2007 Preventive Defense Project workshop dikutip Live Science.
Kematian itu bisa disebabkan oleh sebab yang beragam, seperti kebakaran, paparan radiasi intens, cedera fatal dan lainnya. Orang-orang ini akan terluka akibat tekanan dari ledakan, sebagian besar akan terkena cedera dari bangunan yang runtuh atau pecahan peluru yang beterbangan; kebanyakan bangunan dalam radius 0,8 km dari ledakan akan ambruk atau rusak berat.
Situs web pemerintah AS ready.gov menyarankan bahwa siapa pun dengan peringatan sebelumnya — baik dari komunikasi resmi atau dari melihat kilatan dari ledakan terdekat — untuk segera pindah ke ruang bawah tanah atau pusat gedung besar dan tinggal di sana setidaknya selama 24 jam untuk terhindar dari paparan radioaktif.
ADVERTISEMENT
Orang yang selamat dari ledakan hampir pasti membawa debu radioaktif dan wajib didekontaminasi. Beberapa dari mereka akan ada yang menderita luka bakar termal dari ledakan termal awal, menurut buku "Nuclear Choices for the Twenty-First Century: A Citizen's Guide" (MIT Press, 2021).
Buku itu juga melaporkan, kematian juga bisa terjadi karena badai api, tergantung pada medan zona ledakan. Kebakaran yang disebabkan oleh ledakan dapat menciptakan badai api.

Paparan debu radioaktif

Reaktor Nomor Empat di PLTN Chernobyl yang meledak dalam film Chernobyl Foto: IMDb/Chernobyl
Pernahkah kamu menonton serial HBO Chernobyl? Ledakan dalam peristiwa itu menyebabkan debu dan awan radioaktif yang mematikan buat orang dan bahkan lingkungan sekitar.
Konsep debu radioaktif juga ada dalam ledakan bom nuklir. Radiasi adalah efek yang jauh lebih berbahaya dari ledakan itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Senjata termonuklir modern meledakkan bahan radioaktif tinggi hingga ke stratosfer atau lapisan tengah atmosfer bumi. Tingkat paparan radiasi tergantung pada apakah bom diledakkan di atas tanah dalam ledakan udara, atau di darat.

Paparan radiasi

Waktu paparan radiasi paling parah adalah 48 jam atau 2 hari setelah ledakan, di mana jumlah paparan dekat titik ledakan diperkirakan akan mencapai 1.000 rontgen. Setelah lewat 2 hari, paparan radioaktif akan menurun dengan tingkat radiasi 10 rontgen per jam.
Sekitar separuh dari orang yang mengalami dosis radiasi total sekitar 350 rontgen selama beberapa hari, kemungkinan besar akan tewas karena keracunan radiasi akut. Sebagai perbandingan, CT scan perut dapat membuat orang terpapar kurang dari 1 rontgen.
ADVERTISEMENT
Orang yang selamat dari radiasi berisiko tinggi terkena kanker sepanjang sisa hidup mereka. ICRC--rumah sakit khusus di Hiroshima dan Nagasaki--telah merawat lebih dari 10.000 orang yang selamat dari ledakan tahun 1945, melaporkan, sebagian besar kematian dalam kelompok ini disebabkan oleh kanker.
Tingkat leukemia pada korban yang terpapar radiasi tercatat empat sampai lima kali tingkat tipikal dalam 10 sampai 15 tahun pertama setelah ledakan, menurut Palang Merah.

Bencana lingkungan

Ledakan nuklir Baker di bawah air pada 25 Juli 1946. Foto: History/Universal Images Group via Getty Images
Radioaktivitas dan cemaran radiasi, memiliki efek lingkungan dan kesehatan yang serius. Efek tersebut tergantung pada ukuran konflik nuklir. Ledakan bahkan dapat mempengaruhi iklim.
Di tempat seperti Ukraina, yang menghasilkan 10% gandum dunia, radiasi mungkin terjadi di lahan pertanian. Michael May, co-direktur emeritus di Pusat Keamanan dan Kerjasama Internasional Universitas Stanford dan direktur emeritus Laboratorium Nasional Lawrence Livermore mengatakan, jika radiasi mengkontaminasi pasokan makanan, hal tersebut dapat menyebabkan masalah jangka panjang, seperti kanker.
ADVERTISEMENT
Radioaktif yodium, khususnya, bisa menjadi masalah, katanya. "Sapi mengkonsentrasikan yodium dalam susu, dan anak-anak mengkonsentrasikan yodium dalam susu ke dalam tiroid," yang menyebabkan kanker tiroid, kata May.
Abu radioaktif yang terbang ke atmosfer selama perang nuklir dapat memiliki efek pendinginan serius pada iklim, semisal bom yang dijatuhkan cukup banyak. Satu atau dua ledakan nuklir seperti yang terjadi di Hiroshima misalnya, menyebabkan penurunan suhu global di bawah Zaman Es Kecil (tahun 1300 - 1850) menurut sebuah analisis tahun 2012 yang diterbitkan dalam The Bulletin of the Atomic Scientists.
Dampaknya hari ini adalah perubahan iklim yang liar dan tiba-tiba: Suhu selama Zaman Es Kecil turun sebanyak 2 derajat celcius. Hawa dingin yang tiba-tiba dapat berdampak pada pertanian dan persediaan makanan. Zaman Es Kecil menyebabkan gagal panen dan kelaparan pada saat populasi global kurang dari sepertujuh dari sekarang.
ADVERTISEMENT