Apa yang Terjadi Setelah Kita Digigit Lintah?

27 Januari 2018 14:24 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lintah  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Lintah (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jeremy Joslin, seorang dokter Unit Gawat Darurat di SUNY Upstate Medical University di Syracuse, New York, Amerika Serikat sedang melihat lomba ultramaraton di Kamboja. Setelah acara selesai, para peserta ingin beristirahat di dekat sungai.
ADVERTISEMENT
"Setelah beberapa menit, terdengar suara teriakan," kata Joslin kepada Popular Science.
Tidak lama kemudian, orang-orang berlarian kembali ke kemah mereka. Tubuh sejumlah orang ada yang dipenuhi oleh lintah. Esoknya, mereka mengalami pendarahan ringan.
Lintah hidup di dalam toples. (Foto: Ochi Amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lintah hidup di dalam toples. (Foto: Ochi Amanaturrosyidah/kumparan)
Lintah memang seekor cacing yang haus darah. Mereka akan menempel pada korban mereka dan menyedot darah. Terkadang, gigitan lintah bisa menyebabkan komplikasi serius.
Ini yang Terjadi Ketika Digigit Lintah
Tidak semua lintah menghisap darah. Lintah penghisap darah bisa ditemukan di daratan maupun di perairan. Lintah air bisa ditemukan di seluruh dunia. Sementara lintah darat bisa ditemukan di Asia Tenggara, Kepulauan Pasifik, India, dan Amerika Selatan.
Lintah air mencari mangsa dengan melihat bayangan di air atau ketika ada yang masuk ke dalam air, panas tubuh, dan juga dengan merasakan minyak tubuh atau keringat.
ADVERTISEMENT
Sementara lintah darat akan menunggu mangsa di antara dedaunan. Mereka juga tertarik karena karbondioksida yang dihembuskan manusia, kata Sebastian Kvist, kurator invertebrata di Royal Ontario Museum di Toronto.
Lintah mulai beraksi. (Foto: Ochi Amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lintah mulai beraksi. (Foto: Ochi Amanaturrosyidah/kumparan)
Lintah memiliki dua alat penghisap. Salah satunya berada di sekitar mulut mereka yang memiliki tiga rahang. Sementara itu, ludahnya yang mengandung antikoagulan membuat darah yang mereka hisap tidak berhenti.
Lintah air bisa menghisap darah sepuluh kali berat badannya dan menyimpan darah tersebut untuk cadangan makanan selama setahun.
Lintah untuk Pengobatan
Namun, lintah juga punya kegunaannya. Contohnya lintah untuk pengobatan (Hirudo medicinalis) yang bisa digunakan untuk pengobatan. Mereka menggunakan lintah untuk menghisap darah kotor.
"Orang Eropa menyukai pengobatan dengan lintah di abad ke 17 dan 18. Mereka hampir membuat lintah punah," Joslin dan koleganya menulis di dalam jurnal Wilderness & Environmental Medicine.
ADVERTISEMENT
Saat ini, pengobatan dengan menggunakan lintah jarang digunakan. Namun, lintah kadang digunakan untuk operasi, yaitu untuk mengembalikan aliran darah pada pembuluh yang rusak.
Lintah biasanya menyedot darah selama 20 sampai 30 menit hingga mereka jatuh. Pendarahan yang terjadi akibat gigitan lintah biasanya terjadi selama beberapa jam sampai beberapa hari.
Biasanya, pada orang yang cukup sehat dan hanya digigit satu ekor lintah, maka orang tersebut hanya akan mengalami pendarahan. Namun bila digigit lebih dari satu lintah, maka hal tersebut akan menjadi bahaya.
Bahaya Gigitan Lintah
Seorang pria di Turki sampai harus ke UGD karena anemia setelah mengalami 130 gigitan lintah. Antikoagulan pada ludah lintah menjadikan darahnya tidak dapat menggumpal. Lintah juga dapat menyebarkan penyakit.
ADVERTISEMENT
"Lintah tidak memiliki sistem imun yang mensterilisasi perut mereka seperti manusia," kata Joslin. "Jadi, kalau lintah membawa bakteri dan menempel pada tubuh, maka bakteri dapat menyebar melalui luka di tubuh."
Lintah Menempel di Tubuh (Foto: EllWi via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Lintah Menempel di Tubuh (Foto: EllWi via Pixabay)
Lintah juga dapat memuntahkan darah berisi kuman ketika kita memaksanya agar lepas, baik itu dengan cara dipencet, dibakar, atau cara lainnya.
Bahkan lintah untuk pengobatan juga bisa menyebarkan penyakit seperti sifilis atau infeksi bakteri di kulit.
"Kamu tidak tahu binatang atau orang macam apa yang baru dihinggapi oleh lintah sebelumnya. Ia bisa saja terkena virus, bakteri, atau parasit," kata Joslin.
Bahkan, virus HIV dan Hepatitis B pun ditemukan pada lintah liar di Afrika. Meski begitu, Joslin tidak bisa mengkonfirmasi apakah mereka bisa menyebarkan kedua penyakit tersebut.
ADVERTISEMENT
Kadang, lintah yang sudah menempel di kulit tidak bisa dilepas. Tapi bukan tidak mungkin lintah menempel di tempat lain seperti mata, telinga, hidung, tenggorokan, uretra, rektum, bahkan vagina.