Apakah Cinta Pandangan Pertama Itu Ada? Ini Kata Sains

14 Februari 2023 15:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cinta pada pandangan pertama. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cinta pada pandangan pertama. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Percayakah kamu dengan cinta pandangan pertama? Cinta yang tercipta ketika dua insan saling bertatapan untuk pertama kalinya.
ADVERTISEMENT
Walau kamu mungkin enggak percaya pada cinta pandangan pertama, ada segelintir orang yang mengaku mengalaminya. Ada banyak hal yang terjadi secara fisiologis yang membuat tahap awal pertemuan terasa seperti cinta, mulai dari aktifnya hormon tertentu hingga area otak yang berhubungan dengan perilaku adiktif.
Namun, beberapa penelitian menyebut cinta pandangan pertama hanya nafsu, dan cinta justru datang setelah menjalin hubungan.

Cinta atau nafsu

Jadi, apa itu cinta? Menurut kamus Merriam-Webster, cinta adalah kasih sayang yang kuat pada orang lain yang timbul dari ikatan kekerabatan atau pribadi. Sementara itu, menurut tim ilmuwan dari Rutgers University, New Jersey, cinta dapat dibagi menjadi tiga kategori: Nafsu, ketertarikan, dan ketergantungan.
Menurut sebuah ulasan pada 2016 di Indian Journal of Endocrinology and Metabolism, ketertarikan, nafsu, dan ketergantungan ini saling terhubung dan memperkuat satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Namun di otak, ketiganya adalah proses yang berbeda. Masing-masing dimediasi oleh neurotransmitters dan circuits. Sementara itu, hormon testosteron dan estrogen dikendalikan oleh amigdala –area otak yang mengatur emosi dan ingatan yang berhubungan dengan rasa takut dan bahagia—, nucleus accumbens dan ventral tegmental.
Ilustrasi jatuh cinta dengan rekan kerja. Foto: Shutterstock
Neurotransmitters dopamine, noradrenaline, dan cortisol semuanya terlibat ketika seseorang merasa tertarik pada orang lain. Dalam hal ketertarikan, oxytocin dan vasopressin lebih dominan.
Jadi, menurut Dr. Deborah Lee, spesialis kesehatan reproduksi dan penulis medis untuk Dr Fox Online Pharmacy di Inggris, ketertarikan awal terhadap seseorang mungkin bukanlah cinta.
“Psikologi membantah bahwa orang bisa mengalami cinta sejati saat pertama kali melihat orang lain,” katanya sebagaimana dikutip Live Science. “Ini karena cinta berkembang seiring berjalannya waktu ketika kamu mulai mencintai pikiran, nilai, dan kecerdasan orang lain. Cinta sejati bukan hanya tentang ketertarikan dan hasrat seksual.”
ADVERTISEMENT
Senada dengan Lee, Eric Ryden, dokter psikolog klinis dan terapis hubungan di klinik Couples Therapy Clinic di Inggris, juga mengatakan perasaan yang timbul dari cinta pada pandangan pertama cenderung lebih ke nafsu.
“Perasaan memabukkan yang indah itu tidak bertahan lama. Juga, jika seseorang mencari pasangan jangka panjang, cinta pandangan pertama bukanlah tanda bahwa kamu telah menemukan pasangan tepat. Ini lebih terkait dengan ketertarikan fisik dan nafsu daripada cinta romantis yang tahan lama,” ujar Ryden.
Ilustrasi anak jatuh cinta. Foto: Shutter Stock
Sebaliknya, cinta memengaruhi pikiran dan tubuh secara drastis. Seiring dengan timbulnya rasa senang (euforia) dan obsesif, ada peningkatan sekresi hormon bahagia terutama dopamin terkait kebahagiaan dan kesenangan. Selain itu, oxytocin atau hormon cinta juga cenderung meningkat. Oxytocin ini berhubungan dengan rasa sayang, cinta, dan kepercayaan. Jadi, antara nafsu dan cinta jelas bisa dibedakan.
ADVERTISEMENT

Cinta atau kecanduan

Lee bilang, tahap awal orang jatuh cinta, itu mirip dengan kecanduan narkoba. Artinya, saat hubungan cinta masih seumur jagung, dua sejoli ini akan merasa gila, mengalami perubahan suasana hati bersamaan dengan rasa bahagia, obsesif dan kompulsif, serta saling ketergantungan satu sama lain. Kalau bahasa zaman sekarang, bucin.
Namun, perasaan bucin ini akan terus berkurang seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia hubungan. Tahap selanjutnya, cinta romantis ini tidak lagi seperti narkoba yang candu. Dan ini mungkin sudah kalian rasakan dan alami.
Namun balik lagi, percaya atau tidak sama cinta pandangan pertama itu urusanmu. Kalau percaya, maka kamu harus membuktikannya seperti cinta Habibie ke Ainun yang dikemas dalam kisah yang sangat indah.
ADVERTISEMENT