Apakah Ular Punya Telinga dan Bisa Mendengar? Ini Penjelasannya

5 Mei 2021 9:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ular pohon Australia (Dendrelaphis punctulatus). Foto: Paul Harrison via Wikimedia Commons (CC BY-SA 4.0)
zoom-in-whitePerbesar
Ular pohon Australia (Dendrelaphis punctulatus). Foto: Paul Harrison via Wikimedia Commons (CC BY-SA 4.0)
ADVERTISEMENT
Ular adalah hewan unik. Mereka hidup tanpa kaki dan mampu melahap mangsa secara utuh. Sebagian besar ular mengandalkan indera penciuman untuk berburu mangsa, kendati mereka juga mengandalkan penglihatan dan suara. Pertanyaannya, apakah ular punya telinga?
ADVERTISEMENT
Menurut Sara Ruane, herpetologis di Rutgers University di New Jersey, jawabannya bisa ya dan tidak. Seperti kebanyakan reptil lainnya, ular tidak memiliki struktur daun telinga. Namun, mereka memiliki tulang telinga di kepala yang digunakan untuk mendengar.
“Ketika kamu berpikir tentang hewan, apakah anjing atau kelinci, mereka mendengar suara ke arah yang berbeda dengan menggerakkan daun telinga untuk menangkap suara dengan lebih baik,” Kata Ruane. “Telinga bagian dalam adalah bagian di mana mur dan baut pengendara berada, dan ular hanya memiliki bagian mur dan baut di telinga.”
Ular kukri masuk tubuh katak dan makan organ Foto: Journal Herpetozoa
Telinga terdiri dari tiga bagian utama. Telinga luar berfungsi untuk mempertajam suara yang ditangkap gendang telinga, dan memisahkan telinga luar dan tengah. Telinga tengah berisi tiga tulang untuk mengirimkan suara dari gendang telinga ke telinga bagian dalam melalui getaran. Telinga dalam mengubah getaran ini menjadi impuls saraf ke otak.
ADVERTISEMENT
Menurut studi yang terbit di Journal of Experimental Biology pada 2012, ular tidak memiliki telinga luar dan tengah. Namun mereka memiliki satu tulang telinga yang menghubungkan telinga bagian dalam ke rahang.
Hal ini memungkinkan ular mendengar getaran, seperti pemangsa yang merayap lebih dekat di dasar hutan. Dengan keadaan telinga yang seperti itu, ular hanya mendengar pada rentang frekuensi yang sempit (terbatas). Mereka dapat mendengar frekuensi rendah bukan frekuensi tinggi karena sebagian besar suara dipancarkan melalui udara.
Trimeresurus Insularis biru. Foto: Freepik
Ular sanca misalnya, menurut Neuroscience ia mampu mendengar dengan sangat baik pada frekuensi antara 80 dan 160 Hertz. Sebagai pembanding, rentang frekuensi manusia normal adalah 20 Hz hingga 20.000 Hz.
“Jika kamu berenang dan menyelam ke bawah air, kemudian ada seseorang berdiri di samping kolam dan berteriak kepadamu, kamu mungkin akan mendengarnya meski suara itu terdengar samar, inilah yang didengar ular pada frekuensi yang lebih tinggi,” kata Ruane.
ADVERTISEMENT
Bagi ular, rentang pendengaran yang sempit ini tidak menjadi masalah karena mereka tidak menggunakan vokal untuk berkomunikasi satu sama lain. Adapun suara mendesis atau menggeram yang dikeluarkan ular menurut hanya ditujukan untuk predator burung dan mamalia.
Alasan yang lebih kuat kenapa ular tidak membutuhkan pendengaran sensitif adalah karena mereka lebih mengandalkan indera penciuman ketimbang pendengaran. "Ular menjentikkan lidah mereka, mengambil semua molekul bau yang ada di udara sekitarnya, membawanya kembali ke organ khusus yang mereka miliki untuk memprosesnya hingga ke otak mereka," ujar Ruane.