Area Hutan Amazon Seluas 3,5 Kali Jakarta Rusak dalam Setahun Terakhir

9 Agustus 2019 17:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara kerusakan hutan Amazon yang terdeforestasi akibat penambangan emas ilegal di wilayah sungai Madre de Dios, Peru. Foto: AFP/Cris BOURONCLE
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara kerusakan hutan Amazon yang terdeforestasi akibat penambangan emas ilegal di wilayah sungai Madre de Dios, Peru. Foto: AFP/Cris BOURONCLE
ADVERTISEMENT
Citra satelit milik Institut Nasional Penelitian Luar Angkasa Brasil (Instituto Nacional de Pesquisas Espaciais/INPE) menunjukkan adanya kerusakan vegetasi seluas 2.253 kilometer persegi di kawasan Hutan Amazon sejak Juli 2018 hingga Juli 2019. Luas itu adalah sekitar 3,5 kali luas Kota Jakarta.
ADVERTISEMENT
Hal ini mengindikasikan deforestasi atau penggundulan hutan di kawasan Amazon telah meningkat 278 persen dibandingkan setahun sebelumnya. Sampai saat ini, lahan Hutan Amazon masih membentang seluas 5,5 juta kilometer persegi, hanya sedikit lebih luas dari Meksiko.
Menurut Associated Press, ini adalah lonjakan terbesar dalam perusakan hutan di kawasan Amazon sejak INPE mulai memantau deforestasi di wilayah tersebut dengan menggunakan citra satelit pada 2014.
Data-data area Hutan Amazon yang gundul ini diperoleh dari sistem pemantau deforestasi secara real time dari satelit milik INPE yang diluncurkan pada 2004. Sistem yang dinamakan DETER (Detection of Deforestation in Real Time) ini membantu para peneliti untuk mendeteksi sekaligus mencegah penggundulan hutan secara ilegal yang terjadi di Amazon.
Gambar dari udara penggundulan hutan hujan Amazon, Brasil. Foto: AFP/CARL DE SOUZA
Kabar terkait deforestasi hutan di kawasan Amazon menyeruak di tengah perseteruan yang terjadi antara para peneliti INPE dengan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro. Sang Kepala Negara diketahui sangat pro terhadap kegiatan penambangan, penebangan, dan pertanian di kawasan tersebut. Padahal, seluruh aktivitas yang disebutkan tadi dikategorikan ilegal di kawasan cagar alam seperti Amazon.
ADVERTISEMENT
Bolsonaro kemudian mengambil langkah agresif dengan memecat Kepala INPE, Ricardo Galvão, pada Jumat (2/8) pekan lalu. Ia geram karena lembaga tersebut mengunggah data satelit yang menunjukkan 88 persen peningkatan deforestasi pada Juni 2019 dibandingkan Juni 2018.
Bolsonaro menuding data-data tersebut merupakan kebohongan belaka. Ia juga tak segan menuduh Galvão dan institusinya telah “ditunggangi” oleh berbagai kepentingan dari beberapa LSM. Pemerintah Brasil lantas mengumumkan bahwa mereka akan menyewa perusahaan swasta untuk mengambil alih pemantauan deforestasi Amazon.
Ilustrasi Hutan Amazon. Foto: AFP/MAURO PIMENTEL
Menanggapi pemutusan hubungan kerja atas dirinya, Galvão menilai tindakan presiden tersebut sebagai hal yang memalukan. Namun menurutnya, hal ini bukan suatu hal yang tidak bisa diprediksi sebelumnya. Galvão menganggapnya sebagai sebuah serangan lanjutan Bolsonaro setelah tujuh bulan beleid untuk melemahkan badan hukum dan ilmu lingkungan diteken. Kebijakan tersebut menguntungkan para pelaku bisnis.
ADVERTISEMENT
Sebagai hutan hujan terbesar yang masih tersisa di muka Bumi, Amazon merupakan salah satu penyeimbang karbon terbesar di planet ini. Kawasan ini menyerap 2 miliar ton karbon dioksida setiap tahunnya berkat keberadaan pohon-pohon yang tumbuh di sana. Amazon juga menjadi penyuplai sekitar 20 persen oksigen di Bumi.
Jadi, menurut Amazon Conversation Organization, “Melindungi Amazon dan hutan hujan lainnya merupakan salah satu cara yang tak perlu mengeluarkan biaya untuk memerangi krisis iklim yang sedang berlangsung.”