Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Para peneliti dari tim Swiss-Prancis menemukan makam milik dokter bernama Tetinebefou. Banyak artefak di dalamnya telah dijarah. Meski begitu, arkeolog berhasil mempelajari lukisan dinding dan prasasti hieroglif di situs tersebut, yang menggambarkan posisi dokter dan berbagai objek yang mungkin telah digunakan dalam perawatan medis.
Tetinebefou menyandang gelar tukang sihir Dewi Serqet, dewi yang dikaitkan dengan kalajengking dan dianggap dapat melindungi orang dari sengatan hewan tersebut. Gelar ini menandakan bahwa dia adalah spesialis gigitan berbisa, kata Philippe Collombert, pemimpin tim Swiss-Prancis dan ahli Mesir Kuno di University of Jenewa.
Disebutkan pula dalam prasasti bahwa Tetinebefou adalah direktur tanaman obat. Selain itu, prasasti juga mencatat Tetinebefou sebagai kepala dokter gigi, sebuah gelar yang jarang ditemukan di Mesir kuno.
ADVERTISEMENT
“Bukti mengenai ‘dokter gigi’ Mesir kuno sangat langka,” kata Roger Forshaw, dosen kehormatan di Pusat KNH untuk Egiptologi Biomedis di University of Manchester yang tak terlibat dalam penelitian sebagaimana dikutip Live Science.
Gelar-gelar ini menunjukkan Tetinebefou berada di puncak karirnya, dan menjadi dokter utama di istana kerajaan. Dengan begitu, Tetinebefou lah yang merawat firaun.
Adapun makam Tetinebefou dihiasi dengan lukisan dinding berwarna-warni, menggambarkan berbagai wadah, seperti toples dan benda yang menyerupai vas bunga. Lukisan-lukisan itu juga menampilkan gambar abstrak warna-warni dan bentuk-bentuk geometris.
“Dindingnya dihiasi dengan lukisan berwarna cerah dan fresh! Kita jadi lupa bahwa usianya sudah 4.000 tahun!” tulis tim dalam sebuah postingan di blog.
Tidak jelas firaun mana saja yang telah dilayani Tetinebefou, kemungkinan Pepi II yang memerintah sekitar tahun 2246 hingga 2152 SM, atau firaun yang memerintah setelah Pepi II turun takhta.
ADVERTISEMENT
Selama pemerintahan Pepi II, Mesir mulia terpecah di mana para nomark (gubernur) memperoleh lebih banyak kekuasaan. Hal ini menandai dimulainya periode yang para ahli Mesir disebut sebagai Periode Menengah Pertama, berlangsung dari tahun 2150 hingga 2030 SM.
Tak ditemukan jasad manusia di makam dokter tersebut. Selain lukisan dan prasasti dinding, seluruh isi makam nyaris telah dijarah. Sampai saat ini, analisis makam dokter firaun masih terus berlanjut.