Arkeolog Temukan Bukti Ritual Pengorbanan Anak-anak di Peru

26 Maret 2018 8:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penemuan makam anak-anak di Peru (Foto: REUTERS/Douglas Juarez)
zoom-in-whitePerbesar
Penemuan makam anak-anak di Peru (Foto: REUTERS/Douglas Juarez)
ADVERTISEMENT
Sekelompok arkeolog di Peru baru saja mendapatkan temuan arkeologis yang cukup menakutkan. Mereka menemukan 47 makam beserta 100 harta karun lengkap dengan tulang-belulang anak-anak yang diperkirakan menjadi korban ritual peradaban masa lampau tepatnya pada masa peradaban Chimu.
ADVERTISEMENT
Makam ini ditemukan di Peru, tepatnya pada daerah Trujillo di bagian Peru Barat. Dan salah satu yang menarik adalah temuan tulang belulang dari 12 anak yang menjadi korban ritual.
Menurut Victor Campos, direktur dari situs arkeologi tempat penemuan, menjelaskan bahwa pada kerangka anak-anak tersebut ditemukan ada bekas tusukan di bagian dada mereka.
Luka tusukan tersebut dipercayai oleh peneliti sebagai usaha merusak tulang rusuk untuk mengambil jantung mereka.
Sebenarnya pengorbanan manusia adalah hal yang biasa dilakukan oleh masyarakat pre-Colombus, yaitu era di mana kebudayaan Amerika belum terpengaruh Eropa.
Temuan baru ini mengklarifikasi bahwa peradaban kuno Chimu melakukan hal tersebut.
Campos berpendapat bahwa peradaban tersebut melakukan pengorbanan anak-anak kepada dewa-dewa sebagai permohonan agar hujan turun.
ADVERTISEMENT
"Apa yang Chimu inginkan dengan mengorbankan anak-anak di daerah kering adalah untuk memohon hujan, untuk meningkatkan pertanian," ujar Campos, dilansir IFL Science.
Lokasi di tempat mereka ditemukan yang juga lokasi peradaban Chimu sempat hidup, sekarang ini terlihat sangat tandus.
Namun, ternyata dahulu kala daerah ini disebut memiliki banyak sungai yang berasal dari pegunungan Andes. Dan sungai-sungai itulah yang membantu mengairi pertanian dari peradaban Chimu.
Sayangnya, sungai-sungai tersebut memerlukan hujan untuk turun secara reguler dan teratur agar bisa terus memiliki air.
Dan ketika terjadi kekeringan akibat tidak turun hujan, akhirnya masyarakat Chimu terpaksa harus menggunakan cara ekstrem seperti mengorbankan anak-anak.
Peradaban Chimu sendiri sempat tumbuh menjadi salah satu yang terhebat di Amerika Selatan. Mereka berhasil membangun suatu kota masa pre-Colombus terbesar di Amerika Selatan bernama Chan Chan yang memiliki luas sekitar 20 kilometer persegi.
ADVERTISEMENT
Namun mereka kemudian ditaklukkan oleh Kerajaan Inca sekitar 1470, 50 tahun sebelum Spanyol datang ke Amerika Selatan.