Arkeolog Temukan Kota Kuno Berusia 9.000 Tahun di Israel

17 Juli 2019 13:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Situs permukiman berusia 9.000 tahun di Israel. Foto: Nir Elias/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Situs permukiman berusia 9.000 tahun di Israel. Foto: Nir Elias/Reuters
ADVERTISEMENT
Sekelompok arkeolog Israel telah menemukan permukiman prasejarah di Yerusalem. Situs ini diduga merupakan yang terbesar yang pernah ditemukan. Temuan ini juga menambah pengetahuan baru tentang bagaimana peradaban telah berkembang pada akhir Zaman Batu.
ADVERTISEMENT
Kota kuno berusia 9.000 tahun itu ditemukan saat para ilmuwan dari Israel Antiquities Authority melakukan pengamatan dan penelitian untuk bangun jalan raya baru di wilayah tersebut.
Tim peneliti memperkirakan, setidaknya ada 2.000 hingga 3.000 orang tinggal di sana. Jumlah ini sama dengan penduduk di kota tersebut saat ini. Itu meliputi puluhan hektar di dekat kota yang kini bernama Motza, Israel, sekitar lima kilometer dari Yerusalem.
Sebelum situs tersebut ditemukan, seluruh wilayah ini diyakini tidak berpenghuni, di mana orang-orang beralih dari berburu untuk bertahan hidup ke gaya hidup yang lebih menetap, termasuk bertani.
Penemuan sisa permukiman manusia purba di Israel. Foto: Ravid Ekshtain/Hebrew University of Jerusalem
"Kemungkinan ini adalah penggalian terbesar yang ditemukan di Timur Tengah yang memungkinkan penelitian lebih lengkap ke depannya, karena hanya ada beberapa temuan yang bisa kita selamatkan dan lindungi dari situs ini," kata Lauren Davis, seorang arkeolog dari Israel Antiquities Authority, sebagaimana dilansir The New York Post.
ADVERTISEMENT
Penemuan ini juga mengungkap gedung-gedung besar, jalanan kecil macam gang, dan juga tempat pemakaman. Tim arkeolog juga menemukan gudang penyimpanan yang berisi sejumlah besar kacang-kacangan, terutama kacang-kacangan yang bijinya sangat terjaga selama ribuan tahun.
"Temuan ini adalah bukti praktik pertanian intensif. Tulang hewan yang ditemukan di situs menunjukkan bahwa penduduk permukiman tersebut spesialis dalam pemeliharaan domba. Sementara penggunaan berburu untuk bertahan hidup pada zaman itu secara bertahap menurun," kata Davis.
Tidak hanya itu, para arkeolog juga menemukan sejumlah peralatan dari batu, seperti ribuan anak panah, kapak untuk menebang pohon, hingga sabit dan pisau.