Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Aroma Ikan Diduga Jadi Penyebab Kematian Seorang Remaja 11 Tahun
7 Januari 2019 17:07 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
ADVERTISEMENT
Kejadian menyedihkan menimpa sebuah keluarga di New York, Amerika Serikat. Camron Jean-Pierre (11) mendadak kehilangan kesadaran saat memasuki rumah neneknya. Kala itu si nenek sedang memasak ikan .
ADVERTISEMENT
Camron sempat dibawa ke rumah sakit. Namun sesampainya di sana Camron dinyatakan telah meninggal dunia.
Pihak kepolisian kota New York menduga kematian remaja itu adalah akibat reaksi alergi terhadap bau ikan yang sedang dimasak. Namun kepada Insider, pihak kepolisian menyatakan masih akan melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Kejadian reaksi alergi ikan yang ekstrem seperti pada kasus Camron sebenarnya tidak begitu langka. Sebuah riset mengenai hipersensitivitas makanan yang terbit di jurnal Clinical and Molecular Allergy pada 2009, menemukan bahwa dari 197 anak yang alergi terhadap konsumsi ikan, 21 di antaranya juga menunjukkan reaksi alergi saat mencium aroma ikan yang dimasak.
Menurut American College of Allergy, Asthma, & Immunology (ACAAI), orang-orang dengan alergi ikan sebaiknya menghindari area di mana ada ikan sedang dimasak. Mereka menjelaskan bahwa protein dari ikan bisa terlepas ke udara saat ikan dimasak dan bisa menyebabkan reaksi alergi.
ADVERTISEMENT
ACAAI menambahkan bahwa aroma beberapa jenis makanan, seperti ikan dan kacang-kacangan, bisa menyebabkan reaksi alergi seperti anafilaksis. Reaksi tersebut bisa mengganggu pernapasan seseorang dan bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani.
Reaksi alergi tersebut bisa muncul ketika tubuh merasakan adanya alergen dan sistem imun tubuh bereaksi dengan zat kimia penyebab gatal-gatal, sesak di dada, kesulitan menelan, dan kesulitan bernapas.
Anafilaksis bisa berbahaya jika seseorang tidak memiliki obat yang tepat untuk mengobati reaksi alergi. Satu-satunya cara untuk menghentikan anafilaksis adalah dengan suntikan obat epinephrine.
Pada kasus ekstremnya, orang yang mengalami reaksi anafilaksis bisa berhenti bernapas dan jantungnya bisa berhenti berdetak.