Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
AS Dilanda Wabah Flu Paling Parah dalam 15 Tahun Terakhir
19 Februari 2025 12:37 WIB
·
waktu baca 4 menit![Ilustrasi pilek. Foto: aslysun/Shuttterstock](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/4fd52b88617a4a800059dbe6adc387ed94575be02cd7ab7966495d5382e22cee.jpg)
ADVERTISEMENT
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan Amerika Serikat kini tengah dilanda wabah flu paling parah dalam lebih dari satu dekade terakhir, diperkirakan ada 24 juta kasus influenza selama musim ini.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan CDC pada 7 Februari 2025, setidaknya 310.000 warga AS dirawat di rumah sakit karena influenza , 13.000 di antaranya termasuk 57 anak-anak meninggal dunia akibat penyakit tersebut.
“Influenza menyebar luas di sebagian besar wilayah AS. Saat ini, kami melihat tingkat rawat inap akibat influenza tertinggi sejak 2010,” ujar dr. Robert Hopkins. Jr., Direktur Medis National Foundation for Infectious Disease (NFID), mengutip Live Science.
Sebanyak 7,8% kunjungan di rumah sakit didominasi oleh penyakit pernapasan seperti influenza pada 1 Februari 2025. Angka tersebut belum pernah setinggi ini sejak musim 2009-2010. Kasus flu parah juga pernah terjadi pada 2017-2018, dengan 7,5% kunjungan rumah sakit pada minggu pertama Februari.
Ketika seseorang terkena flu musiman, biasanya gejala muncul secara tiba-tiba dan berlangsung hingga dua minggu. Namun, infeksi ini dapat menyebabkan komplikasi serius dan berakibat fatal. Gejala terparah, influenza bisa menyebabkan pneumonia, radang jantung, gagal organ, atau sepsis, yang semuanya bisa menyebabkan kematian.
ADVERTISEMENT
Beberapa kelompok rentan termasuk orang tua, ibu hamil, anak-anak, dan orang dengan kondisi medis kronis seperti asma, penyakit paru-paru, atau gangguan ginjal.
Penyakit pernapasan, termasuk influenza, meningkat di seluruh AS pada tahun ini, dan berada di atas garis dasar nasional AS selama sepuluh minggu berturut-turut. Pada akhir Januari 2025, CDC melaporkan 31,6% dari tes penyakit pernapasan yang dilakukan di laboratorium klinis menunjukkan hasil positif influenza. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan minggu sebelumnya yang mencapai 28.5%, dan sekitar 20% pada awal Januari serta di bawah 10% sejak awal musim flu hingga pertengahan Desember.
Sebanyak 10 anak dilaporkan meninggal akibat influenza di akhir Januari hingga 1 Februari 2025, sehingga jumlah total kematian anak musim influenza sekarang mencapai 57 orang.
32 dari 50 negara bagian AS memiliki tingkat penyakit pernapasan sangat tinggi, termasuk kasus influenza. Kasus tertinggi dilaporkan di negara bagian Massachusetts, Michigan, Nebraska, New Hampshire, New Jersey, New Mexico, Ohio, South Carolina, Tennessee, dan Texas.
ADVERTISEMENT
“Meski aktivitas flu dan tingkat keparahan musim flu tidak dapat diprediksi dan dapat bervariasi dari musim ke musim, aktivitas flu diperkirakan akan meningkat dan bertambah,” kata Paul Prince, juru bicara CDC kepada Live Science.
Ia menambahkan, tingkat keparahan musim flu bergantung pada sejumlah faktor, termasuk kapan musim itu dimulai, kekebalan masyarakat sudah terbentuk atau belum, penyerapan vaksin tahunan dan efektivitasnya, serta karakteristik virus flu yang menyebar.
“Tingkat keparahan flu bervariasi dari tahun ke tahun karena strain yang beredar berubah melalui proses pergeseran antigenik,” jelas Hopkins. “Beberapa strain lebih banyak berubah daripada yang lain dan strain yang lebih banyak berubah menyebabkan penyakit yang lebih parah.”
Virus influenza manusia terbagi dalam dua jenis, ada influenza jenis A dan B, yang kemudian dibagi lagi menjadi suptipe dan varian, dengan varian influenza A cenderung berubah lebih cepat daripada influenza B, serta bisa menyebabkan gejala parah.
ADVERTISEMENT
CDC melaporkan lebih 4.300 spesimen flu yang diuji oleh laboratorium kesehatan masyarakat pada minggu terakhir 1 Februari. Sebanyak 113 di antaranya merupakan influenza B, sementara sisanya adalah influenza A.
“Saat ini, kami melihat penyebaran virus influenza A H1N1 dan A H3N2 yang meluas, dengan penyebaran virus influenza B yang lebih sedikit,” kata Hopkins.
Ia menjelaskan bahwa karakteristik strain ini, dikombinasikan dengan tingkat vaksinasi yang rendah, kemungkinan besar menjadi penyebab parahnya musim flu saat ini. Faktor potensi lain, seperti dampak pembatasan sosial selama pandemi COVID-19 terhadap kekebalan tubuh terhadap influenza, kemungkinan tidak begitu relevan.
Prince menambahkan, peningkatan aktivitas flu akan terus berlanjut selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan mendatang. Musim flu biasanya berlangsung dari sekitar bulan Oktober hingga Mei, dan mencapai puncaknya pada Februari.
ADVERTISEMENT
“Masih ada waktu bagi orang dan keluarga untuk mendapatkan manfaat dari vaksin flu musim ini,” katanya. “Selama virus flu masih beredar di lingkungan Anda, belum terlambat untuk mendapat vaksinasi,” papar Hopkins. “Saya sangat menganjurkan siapa pun yang belum menerima vaksin flu tahunan untuk segera melakukannya.”