AS Takkan Menghukum Suku Terasing yang Bunuh Misionaris

22 Februari 2019 17:28 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
John Allen Chau. Foto: REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
John Allen Chau. Foto: REUTERS
ADVERTISEMENT
Dunia gempar ketika John Allen Chau, misionaris berusia 26 tahun asal Amerika Serikat, meninggal dibunuh Suku Sentinel. Di antara banyaknya pertanyaan atas situasi ini, ada beberapa orang yang ingin tahu apakah suku tersebut bisa mendapat hukuman atas tindakannya.
ADVERTISEMENT
Sementara ini, Amerika Serikat memutuskan untuk tidak mengambil langkah hukum terhadap Suku Sentinel. Pihak AS menyebut kejadian ini sebagai "situasi tragis".
Samuel D Brownback, duta besar Amerika Serikat di Large for International Religious Freedom, mengatakan bahwa AS tidak pernah mendorong India untuk melakukan aksi hukum kepada suku tersebut. Ia menambahkan bahwa AS tidak akan melakukan sanksi apapun terkait hal ini.
Samuel D. Brownback dok: Pemerintah AS
Meski begitu, keputusan apakah Suku Sentinel akan dihukum berada di tangan India. Pasalnya, secara teknis Pulau Sentinel Utara berada dalam yurisdiksi India. Tapi besar kemungkinan suku ini tidak akan mendapat hukuman.
"Dalam kasus ini, Pemerintah Amerika Serikat tidak menanyakan atau mengejar sanksi apapun yang Pemerintah India bisa lakukan terhadap orang-orang suku ini," ujar Brownback sebagaimana dilansir IFL Science.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah situasi dan kasus tragis, tapi tidak ada sanksi yang kami ajukan," tambah dia.
Pernyataan ini sejalan dengan pendapat para ahli soal hak-hak suku terasing ketika kasus ini meledak. Mereka berpendapat bahwa misionaris Chau adalah ancaman yang lebih besar bagi Suku Sentinel dibanding sebaliknya.
Suku Sentinel india. Foto: Facebook/Straight Up Amazing Photos
Sejak abad ke-19, dunia luar telah berusaha melakukan kontak dengan Suku Sentinel. Tapi mereka memberi jawaban tegas bahwa mereka tidak ingin diasimilasi dan memilih untuk menjadi salah satu suku paling terasing di dunia.
Akibatnya, mereka tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit dunia luar. Bahkan penyakit flu biasa bisa membunuh populasi mereka.
Stephen Corry, Director of Survival International, organisasi hak manusia suku asli, mengatakan bahwa kunjungan Chau tidak bisa dibenarkan. Menurutnya hal ini menunjukkan bahwa Chau tidak peduli terhadap penduduk pulau dan ia menambahkan bahwa sangat berbahaya untuk pergi mengunjungi suku terasing.
ADVERTISEMENT
"Banyak yang menganggap bahwa banyaknya terjadi kematian pada suku yang baru kita temui adalah hal masa lalu," ujar Corry.
Padahal, menurut Corry, dalam beberapa dekade terakhir ini sudah ada banyak catatan kasus di mana banyak kematian pada suku terpencil terjadi setelah manusia dari kota melakukan kontak dengan mereka. Terutama di Brasil dan Peru. “Misalnya, Suku Nahua di Peru yang 50 persen populasinya meninggal pada 1980 setelah melakukan kontak," imbuh dia.