Asteroid 'Bopeng' Ini Jadi Objek Luar Angkasa yang Paling Brutal di Tata Surya

17 Februari 2020 7:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi asteroid. Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi asteroid. Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Asteroid Pallas ditemukan pertama kali oleh seorang astronom Jerman bernama Heinrich Wilhelm Matthaus Olbers pada 1802. Objek luar angkasa yang dulu sempat diklasifikasikan sebagai sebuah planet ini merupakan asteroid kedua yang teridentifikasi oleh manusia dalam sejarah ilmu pengetahuan.
ADVERTISEMENT
Dengan diameter 512 kilometer, Pallas menjadi asteroid terbesar ketiga dalam sabuk utama asteroid utama antara Mars dan Jupiter dengan massa sekitar 7 persen dari keseluruhan massa di wilayah itu.
Dibandingkan asteroid lainnya, Pallas ialah anomali. Objek luar angkasa ini mengikuti jalur aneh yang melewati ruang-ruang, jatuh ke dalam dan keluar dari sabuk utama karena mengikuti jalur di sekitar matahari yang sangat miring dibandingkan dengan orbit planet-planet.
Pallas pun kerap terlempar ke utara dan ke selatan, di atas dan di bawah bidang orbit Bumi yang mengelilingi matahari, merangsek jalur kumpulan benda-benda kecil yang mengikuti sabuk utama asteroid.
Ilustrasi asteroid Pallas. Foto: Massachusetts Institute of Technology
Alhasil, sebagai akibat dari pola pergerakannya, Pallas menerima konsekuensi signifikan dari perjalanan brutalnya. Gambar-gambar terbaru yang memotret Pallas mengungkapkan bahwa salah satu asteroid teraneh di tata surya ini merupakan yang paling banyak diselimuti kawah.
ADVERTISEMENT
"Dari gambar-gambar ini, kita sekarang dapat mengatakan bahwa Pallas adalah objek paling tertutupi oleh kawah yang kita ketahui di sabuk (utama) asteroid. Ini seperti menemukan dunia baru," ungkap peneliti astronomi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) di AS, Michael Marsset, dikutip Live Science.
Asteroid di sabuk utama antara Mars dan Jupiter bergerak sangat cepat, tetapi objek ini cenderung memiliki orbit yang sangat mirip. Ketika batuan luar angkasa ini saling menabrak, benturan bisa menjadi bencana besar, menghasilkan kawah, dan sebagian besar kecepatannya berkurang.
Ibaratkan mobil-mobil yang melaju dengan kecepatan sekitar 129-132 km/jam di jalan tol. Selama para pengemudi tetap mengendalikan kendaraan mereka, semuanya akan baik-baik saja. Sedikit bersentuhan saja akan membuat bodi penyok dan menyebabkan beberapa kerusakan. Penyok pada mobil ialah perumpamaan untuk kawah pada asteroid, dan tentunya tak mengherankan jika benda-benda di sabuk utama asteroid sering memiliki banyak kawah akibat tabrakan.
ADVERTISEMENT
Beberapa bekas tabrakan tersebut lazimnya membuat kawah yang cukup besar. Tetapi, Pallas memiliki jumlah kawah lebih besar dengan ukuran yang hampir tidak masuk akal untuk tabrakan asteroid biasa.
Ilustrasi asteroid. Foto: Pixabay
Pallas layaknya kereta api yang melaju secara diagonal di jalan tol dengan kecepatan tinggi, meledakkan mobil-mobil menjadi pecahan baja dan plastik, dan kemudian melanjutkan perjalanannya seakan tak pernah terjadi apa-apa.
Momentum Pallas yang sangat besar membuat tabrakan ini tak terlalu berpengaruh terhadap kecepatannya. Setelah miliaran tahun menjalani pola ini, yang terjadi dua kali ketika Pallas mengorbit matahari, bentuknya pun menjadi begitu 'bopeng', dipenuhi oleh kawah penyok, sehingga terlihat seperti bola golf raksasa dalam gambar beresolusi rendah.
"Orbitnya yang miring adalah penjelasan langsung untuk permukaan yang sangat aneh yang tidak kita lihat pada salah satu dari dua asteroid lainnya," tutur Marsset.
ADVERTISEMENT
Setidaknya, Pallas mengalami dua atau tiga kali lebih banyak tabrakan daripada Ceres atau Vesta, dua objek terbesar di sabuk utama asteroid. Gambar-gambar yang diambil dari instrumen SPHERE di European Southern Observatory's Very Large Telescope, Antofagasta, Chili, menunjukkan bahwa asteroid bopeng ini memiliki 36 kawah yang diameternya lebih dari 30 kilometer.
Selain itu, Pallas juga memiliki titik terang di belahan selatan yang diduga para peneliti sebagai tempat deposit garam yang besar.