Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Astronom Abadikan Momen Objek Asing Terangi Bulan, Apa Itu?
18 Desember 2024 13:04 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Geminid sendiri adalah hujan meteor berasal dari asteroid dengan karakteristik komet. Geminid pertama kali terlihat menerangi langit Bumi pada pertengahan 1800-an, dan biasanya muncul setiap tahun.
“Puing-puing yang menyebabkan Geminid berasal dari asteroid 3200 Phaethon. Setelah para astronom menemukan Phaethon pada 1983, mereka menyadari bahwa orbit asteroid tersebut cocok dengan meteor Geminid. Hal ini menunjukkan bahwa Phaethon adalah sumber hujan meteor tahunan. Meski sebagian besar hujan meteor berasal dari komet, Phaethon diklasifikasikan sebagai asteroid dekat Bumi dan bukan komet,” papar Serena Whitfield dalam blog NASA.
“Kadang-kadang klasifikasi ini dipertanyakan, karena orbit Phaethon mirip dengan orbit komet dan wahana antariksa STEREO milik NASA pada 2009 dan 2012 mendeteksi ekor samar dan cahaya cepat di sekitar asteroid yang paling dekat dengan Matahari. Akibatnya, beberapa astronom menyebut Phaethon sebagai ‘komet batu’, meski istilah ‘asteroid aktif’ mungkin lebih tepat karena objek serupa telah ditemukan di sabuk asteroid utama antara Mars dan Jupiter.”
ADVERTISEMENT
Hujan meteor Geminid tahun ini terjadi pada 4 hingga 20 Desember 2024, dengan puncaknya jatuh pada 13 hingga 14 Desember 2024. Ada dugaan beberapa meteor dapat menimbulkan potensi bahaya bagi Bumi, tapi sebagian besarnya terbakar di atmosfer sehingga tidak sampai ke darat.
Daichi Fujii, astronom dan kurator Museum Kota Hiratsuka di Jepang, mengatakan selain bisa masuk atmosfer Bumi, beberapa meteor Geminid juga mungkin bertabrakan dengan Bulan.
“Ada kilatan cahaya Bulan lagi malam ini. Saya merekamnya pada 360 fps dari rumah pada pukul 22:34:35 pada 8 Desember 2024 (pemutaran lambat) dan dapat mengonfirmasinya dengan beberapa teleskop,” jelas Fujii di X.
“Meteor dan bola api yang terang telah muncul setiap hari, tetapi kilatan cahaya Bulan juga telah ditangkap satu demi satu.”
ADVERTISEMENT
Malam sebelumnya, Fujii juga berhasil menangkap cahaya lain yang menghantam Bulan. Kendati Geminid kemungkinan penyebab utama dampak cahaya di Bulan, hal ini tidak bisa sepenuhnya dipastikan.
“Mengingat posisi titik radian, ada kemungkinan bahwa kilatan tumbukan Bulan ini terkait dengan hujan meteor Geminid. Namun, karena jumlah meteor sporadis masih lebih banyak daripada Geminid dalam pengamatan meteor berbasis darat, meteor tersebut mungkin merupakan meteor sporadis,” kata Robert Lunsford dari American Meteor Society kepada EarthSky.