Awal Januari 2019, 94 Orang di Indonesia Meninggal akibat DBD

30 Januari 2019 19:21 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Amankah kandungan DEET pada losion anti nyamuk (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Amankah kandungan DEET pada losion anti nyamuk (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di awal tahun 2019 terus bertambah di seluruh Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, kasus DBD sudah terjadi pada akhir tahun 2018 saat mulai musim peralihan dari kemarau ke hujan dan selama musim hujan.
ADVERTISEMENT
Kemenkes mencatat ada 584 kasus DBD pada 2018 yang dilaporkan dari enam provinsi dan delapan kabupaten-kota. Sementara di awal 2019 hingga 24 Januari, sebagaimana dikutip dari Antara, tercatat ada 9.868 kasus DBD yang terjadi di 34 provinsi seluruh Indonesia dan 94 jiwa meninggal akibat penyakit tersebut.
Demam berdarah dengue merupakan penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang sudah terinfeksi virus dengue. Virus dengue biasanya menginfeksi nyamuk Aedes betina saat menghisap darah dari seseorang yang sedang dalam fase demam akut (viraemia), yaitu dua hari sebelum panas sampai lima hari setelah demam timbul.
Ilustrasi bayi demam menangis (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi demam menangis (Foto: Shutterstock)
Nyamuk menjadi infektif di hari ke delapan sampai ke-12 sesudah menghisap darah penderita yang sedang viremia dan tetap infektif selama hidupnya. Setelah melalui periode inkubasi ekstrinsik tersebut, virus bisa ditularkan kapan saja ketika nyamuk menggigit dan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka gigitan ke tubuh orang lain.
ADVERTISEMENT
DBD menyerang pembuluh darah yang menyebabkan indikator trombosit turun drastis. Seorang penderita DBD biasanya meninggal akibat mengalami shock pembuluh darah.
Oleh karena itu, pencegahan paling baik untuk penyakit DBD ialah dengan menghindari gigitan nyamuk.
Nyamuk Aedes Aegypti (Foto: Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Nyamuk Aedes Aegypti (Foto: Getty Images)
Penyakit Endemis di Seluruh Wilayah Indonesia
Dilansir Antara, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi mengatakan DBD merupakan penyakit endemis di seluruh wilayah Indonesia di saat musim penghujan.
Oscar menegaskan fogging atau pengasapan bukan cara yang efektif dalam mencegah DBD. Di samping itu, fogging juga baru bisa dilakukan jika sudah terjadi minimal satu kasus DBD di suatu wilayah.
Menurutnya, pencegahan DBD harus dilakukan secara menyeluruh dari hulunya dengan pemberantasan sarang nyamuk agar nyamuk Aedes aegypti tidak bisa berkembang biak.
Petugas dari Puskesmas Lebak Bulus melakukan pengasapan (fogging) di lingkungan perumahan warga. (Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas dari Puskesmas Lebak Bulus melakukan pengasapan (fogging) di lingkungan perumahan warga. (Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir)
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Siti Nadia Tarmizi mengatakan upaya pencegahan pemberantasan sarang nyamuk bisa dilakukan masyarakat melalui 3M+.
ADVERTISEMENT
Gerakan 3M+ terdiri dari menutup semua tampungan air atau sumber air, menguras bak mandi, dan mendaur ulang barang bekas. Barang bekas seperti ban bekas bisa menjadi tempat berkembangbiaknya jentik nyamuk penyebab demam berdarah apabila terdapat genangan air.
Untuk mencegah jentik nyamuk di genangan air di luar rumah yang tak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti di kolam, masyarakat bisa menggunakan ikan pemakan jentik seperti ikan cupang atau mujair. Sedangkan untuk pencegahan jentik nyamuk dalam air yang berada di kamar mandi untuk kebutuhan harian, bisa dilakukan dengan pengurasan secara berkala.
Untuk tempat yang tidak mungkin dilakukan pengurasan air, pencegahan dapat dilakukan dengan menaburkan larvasida atau obat pembunuh jentik.
Ilustrasi Bak Mandi (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bak Mandi (Foto: Unsplash)
Untuk mencegah gigitan nyamuk saat tertidur, masyarakat bisa menggunakan kelambu atau lebih baik lagi kelambu berinsektisida yang bisa membunuh nyamuk ketika menyentuh kelambut tersebut. Selain itu, bisa dengan menggunakan losion pengusir nyamuk dan tidak menggantung pakaian agar tidak ada nyamuk yang bersarang. Selain itu, Kemenkes juga menganjurkan masyarakat untuk menanam tanaman pengusir nyamuk di sekitar rumah.
ADVERTISEMENT
Kemenkes mencatat, kasus demam berdarah cenderung lebih banyak terjadi pada masa peralihan dibanding musim penghujan. Pada masa peralihan musim kemarau ke penghujan atau sebaliknya, hujan tidak terjadi setiap hari sehingga lebih banyak menimbulkan genangan.
Nah genangan-genangan inilah yang kemudian bisa menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk yang berpotensi menjadi sebab penularan DBD.
Ilustrasi anak bermain genangan air tanpa alas kaki (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak bermain genangan air tanpa alas kaki (Foto: Shutterstock)