Awan Pelangi Langka Terangi Langit Arktik Selama 3 Hari Berturut-turut

23 Desember 2023 10:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi awan pelangi.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi awan pelangi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Fenomena langka awan pelangi muncul di langit sekitar Kutub Utara selama lebih dari tiga hari. Awan pelangi ini diduga sebagai akibat dari suhu dingin yang tidak biasa di lapisan atas atmosfer Bumi.
ADVERTISEMENT
Awan warna-warni yang dikenal sebagai polar stratospheric clouds (PSCs) tersebut biasanya terlihat melayang tinggi di atas langit di sebagian Norwegia, Swedia, Finlandia, Alaksa, hingga ke selatan Skotlandia.
Fenomena ini mulai muncul pada 18 Desember dan terus terjadi hingga 20 Desember. Beberapa awan pelangi dengan ukuran yang lebih kecil dan tidak begitu jelas juga terlihat pada 21 Desember.
Fotografer Ramune Šapailaitė berhasil mengabadikan fenomena langka menakjubkan awan pelangi tersebut yang muncul di atas Gran di Norwegia selatan. Foto-foto yang dibagikan di akun Facebook miliknya memperlihatkan warna pelangi PSCs dan kilau warna-warni yang kini dijuluki sebagai awan nacreous, karena kemiripannya dengan nacre atau mutiara yang ditemukan di cangkang moluska.
“Warnanya spektakuler,” tulis Šapailaitė kepada Spaceweather. “Awan terlihat di langit sepanjang hari, warnanya benar-benar meledak sesaat sebelum Matahari terbenam.”
ADVERTISEMENT
Menurut laporan media Space Weather, PSCs disebabkan oleh suhu dingin ekstrem di langit. PSCs terbuat dari kristal es kecil yang membiaskan atau menyebarkan sinar Matahari. Kondisi ini memisahkan cahaya menjadi beberapa warna dan menciptakan efek seperti pelangi yang kita lihat di permukaan.
Ada dua jenis PSCs, Tipe I terbuat dari campuran kristal es dan asam nitrat, menghasilkan warna tidak begitu jelas. Tipe II tersusun dari kristal es murni yang menghasilkan warna lebih cerah. Nah, awan yang terbentuk di atas langit Arktik kali ini termasuk Tipe II.
Struktur berkilauan ini hanya terbentuk di stratosfer bawah, antara 15 hingga 25 kilometer di atas permukaan Bumi. Biasanya, awan tidak terbentuk setinggi ini di atmosfer karena terlalu kering. Namun, pada suhu yang sangat rendah, di bawah minus 85 derajat Celsius, molekul air dengan jarak yang sangat jauh mulai menyatu menjadi kristal es kecil, kemudian berkumpul menjadi awan.
ADVERTISEMENT
Suhu stratosfer di Arktik jarang turun hingga di bawah ambang batas yang ditentukan untuk membentuk PSCs, sehingga PSCs biasanya hanya terlihat beberapa kali setiap tahun selama musim dingin. Cuaca dingin ekstrem yang menyebabkan munculnya PSCs baru-baru ini mungkin dipicu oleh peristiwa El Nino yang sekarang tengah terjadi dan dapat berdampak pada suhu di sekitar kutub.
Perubahan iklim akibat manusia juga berkontribusi pada fenomena ini. Para ahli mengatakan, ada kemungkinan kita akan melihat lebih banyak PSCs di Arktik dalam beberapa bulan ke depan.