Awas, Hewan Cerpelai Bisa Positif Corona dan Tularkan Manusia

10 November 2020 8:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternakan cerpelai untuk diambil bulunya di Eropa. Foto: AFP/Greg Baker
zoom-in-whitePerbesar
Peternakan cerpelai untuk diambil bulunya di Eropa. Foto: AFP/Greg Baker
ADVERTISEMENT
Virus corona penyebab COVID-19 merupakan penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia. Kelelawar adalah hewan yang paling diduga kuat menjadi sumber penyebaran corona.
ADVERTISEMENT
Tapi di Denmark, ada hewan lain selain kelelawar yang bisa tularkan SARS-CoV-2 kepada manusia. Dia adalah cerpelai, mamalia berukuran kecil bertubuh panjang dan ramping dengan kaki pendek serta wajah seperti tikus. Denmark diketahui menjadi produsen cerpelai terbesar di dunia.
Dilaporan The New York Times, saat ini Denmark berencana memusnahkan sekitar 15 juta cerpelai yang diternak di lebih dari 1.000 peternakan. Keputusan ini diambil untuk mencegah penyebaran corona yang ditularkan cerpelai ke manusia. Dari jumlah tersebut ratusan pengelola peternakan sudah melaporkan adanya penularan virus corona di antara cerpelai, termasuk 200 peternakan di Jutland, barat darat Denmark.
Beberapa cerpelai yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala yang jelas, sementara yang lain mengalami gejala flu, kesulitan bernapas dan pneumonia. Menurut peneliti, virus corona yang menyebar di antara hewan telah mengalami mutasi genetik. Memunculkan varian baru dari waktu ke waktu, terutama ketika patogen melompat di antara spesies yang berbeda.
Ilustrasi peternakan cerpelai di Eropa. Foto: AFP/VIKTOR DRACHEV
Kendati begitu, varian baru dari corona kemungkinan besar tidak memengaruhi cara virus menginfeksi sel tubuh, termasuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menginfeksi manusia.
ADVERTISEMENT
Kekhawatiran justru ditunjukkan pada vaksin corona yang saat ini sedang dalam proses pembuatan. Pihak berwenang Denmark takut vaksin corona yang siap diberikan pada manusia justru tidak berfungsi dengan baik terhadap varian baru virus corona yang ditularkan cerpelai ke manusia.
Kasus cerpelai menularkan virus corona ke manusia pertama kali terjadi di Belanda selama musim panas 2020, kata Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen. Sejak saat itu, laporan orang terinfeksi COVID-19 dari cerpelai semakin bertambah, setidaknya ada 12 orang di wilayah Jutlandia yang terinfeksi corona varian baru.
"Kami memiliki tanggung jawab besar terhadap warga Denmark, tetapi dengan mutasi yang sekarang telah ditemukan, kami memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk seluruh dunia juga," kata Frederiksen dalam konferensi pers seperti dikutip BBC.
Ilustrasi peternakan cerpelai di Eropa. Foto: AFP/VIKTOR DRACHEV
Denmark sudah memberitahu Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) terkait adanya mutasi ini. "Kami berhubungan dengan mereka untuk mengetahui lebih banyak tentang fenomena ini," kata WHO kepada The New York Times.
ADVERTISEMENT
Hingga mutasi corona diteliti lebih jelas, para ilmuwan tidak dapat menentukan apakah varian baru ini dapat mengganggu keefektifan vaksin COVID-19 atau tidak, termasuk apakah corona varian baru dapat menyebabkan gejala yang lebih parah atau tidak.
"Seseorang harus segera melepaskan urutan genetik, dan ahli biologi evolusi akan mengatasinya," kata Dr. Jonathan Epstein, Vice President for Science and Outreach di EcoHealth Alliance, sebuah organisasi konservasi.
Bukan hanya di Belanda dan Denmark, cerpelai dengan COVID-19 juga dilaporkan di beberapa negara lain di Eropa, seperti Spanyol, Swedia, dan Amerika Serikat, di mana ribuan cerpelai terpaksa dimusnahkan demi menghentikan penularan. Di seluruh dunia, jutaan cerpelai di peternakan telah dimusnahkan karena wabah ini.