Awas Risiko Kecelakaan Fatal Gara-gara Microsleep saat Berkendara Mudik

5 April 2024 14:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hati-hati microsleeping Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Hati-hati microsleeping Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jutaan orang diperkirakan akan mudik ke kampung halamannya pada akhir pekan ini. Pemudik dari Jakarta ke Jawa Tengah atau Timur, misalnya, bakal melakukan perjalanan ratusan kilometer menempuh macetnya jalanan yang dipenuhi pemudik lain demi bisa merayakan hari raya Idul Fitri bersama keluarga.
ADVERTISEMENT
Buat kamu yang memilih memakai kendaraan pribadi, selain harus menyiapkan kondisi fisik yang prima serta dompet yang tebal buat bensin dan ongkos, kamu juga harus waspada dengan gejala microsleep yang bisa mengintai kapan saja. Ini terjadi ketika tubuh ada dalam kondisi lelah dan kurang istirahat.
Dilansir Healthline, microsleep atau tidur sekejap adalah kondisi seseorang kehilangan kesadaran atau konsentrasi, sehingga orang itu akan tertidur secara tiba-tiba dalam waktu beberapa detik. Ini biasanya terjadi ketika kita mengerjakan tugas kantor, sekolah, menonton tv, atau saat mengemudi dan mengoperasikan mesin.
Ketika microsleep terjadi saat berkendara, ini dapat menyebabkan kecelakaan fatal karena berpotensi hilangnya kendali kemudi.
Penyebab pasti microsleep belum diketahui sampai saat ini. Namun ia diyakini terjadi ketika bagian otak tertidur, sementara bagian lain dari otak tetap terjaga. Microsleep diduga dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
ADVERTISEMENT
Ratusan kendaraan pemudik yang akan menyeberang ke Sumatera antre saat memasuki Pelabuhan Merak, Banten, Kamis (4/4/2024). Foto: Asep Fathulrahman/ANTARA FOTO
Saat berkendara, misalnya, menurut Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, rasa lelah yang menyebabkan microsleep bisa muncul saat sopir menghadapi fenomena berpola atau berulang selama mengendarai kendaraan di jalan raya. Ini bisa terjadi pada orang yang bugar sekalipun.
Fenomena berpola atau berulang yang dimaksud adalah suatu keadaan sekitar yang sifatnya monoton saat mengendarai kendaraan. Jusri mengatakan, terjadinya microsleep ini kemungkinan karena kurangnya stimulus yang merangsang indra dan respons otak seseorang.
Meski sampai saat ini penyebab pasti microsleep masih belum diketahui, tetapi ia diyakini terjadi ketika bagian otak tertidur, sementara bagian lain dari otak tetap terjaga.
ADVERTISEMENT
Sebelum mengalami microsleep, biasanya akan muncul gejala. Adapun gejala tersebut ditandai dengan tatapan mata kosong, sering menundukkan kepala, tubuh tiba-tiba tersentak, tidak dapat mengingat peristiwa beberapa menit terakhir, sulit untuk tetap terjaga, dan tidak bisa fokus.

Cara menghindari microsleep

Saat gejala microsleep muncul, ada baiknya kamu mencari tempat peristirahatan, jangan memaksa terus berkendaraan saat konsentrasi sudah buyar. Saat berkendara jarak jauh, dianjurkan membawa teman atau kerabat supaya ketika kantuk menyerang, partner bisa mengambil alih kemudi.
Jusri menyarankan untuk lebih mengamati keadaan sekitar selama perjalanan, seperti melihat objek bergerak, menjaga kecepatan yang ideal atau mengira-ngira jarak kendaraan supaya otak kita terstimulasi.
Selain itu, pemilihan rute alternatif bisa menjadi opsi untuk menghindari fenomena microsleep. Itu karena, dengan perbedaan rute yang dilewati, memungkinkan untuk terhindar dari pola perjalanan yang sama atau monoton.
ADVERTISEMENT
“Setiap melewati rute baru, otak pasti akan terstimulasi dengan segala hal baru dan berbeda yang ada di lingkungan tersebut, jadi kita tidak akan mudah terbuai atau terlena,” ujar Jusri kepada kumparan.