Bagaimana Alkohol di Hand Sanitizer Bisa Bunuh Kuman?

10 Maret 2020 8:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wujud asli virus corona SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19. Foto: National Institute of Allergy and Infectious Diseases via flickr (CC BY 2.0)
zoom-in-whitePerbesar
Wujud asli virus corona SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19. Foto: National Institute of Allergy and Infectious Diseases via flickr (CC BY 2.0)
ADVERTISEMENT
Sejak virus corona SARS-CoV-2 mewabah, hand sanitizer merupakan salah satu produk kesehatan yang diburu banyak orang. Pasalnya, cuci tangan menjadi cara terampuh dalam menghalau penyebaran virus, termasuk menggunakan hand sanitizer.
ADVERTISEMENT
Produk yang satu ini bisa menjadi alternatif membersihkan tangan yang kerap menjadi medium penularan infeksi. Tapi, hand sanitizer yang boleh dipasarkan menurut rekomendasi Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pada 2019, adalah yang mengandung etil alkohol (etanol), isopropil alkohol (isopropanol) atau benzalkonium klorida. Selain dari ketiga bahan tersebut, produk hand sanitizer tak terbukti efektif membunuh kuman.
Ilustrasi mencuci tangan dengan hand sanitizer. Foto: Shutter Stock
Dilansir Live Science, berikut beberapa fakta menarik tentang hand sanitizer.

Bahan utama alkohol

Alkohol merupakan bahan utama dalam produk hand sanitizer. Secara kimiawi, alkohol merupakan molekul organik yang terbuat dari karbon, oksigen, dan hidrogen.
Propanol dan isopropanol (isopropil alkohol) yang juga ditemukan dalam hand sanitizer adalah dua jenis alkohol lain yang umum dijumpai pada disinfektan karena sangat larut dalam air, seperti halnya etanol.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan dalam jurnal Clinical Microbiology Review 2014, alkohol diketahui mampu menghancurkan agen penyebab penyakit, atau patogen, dengan memecah protein, membelah sel menjadi beberapa bagian atau mengacaukan metabolisme sel.
Dibutuhkan sedikitnya 30 persen alkohol sehingga mampu membunuh patogen. Efektivitasnya akan bertambah seiring meningkatnya konsentrasi alkohol. Penelitian telah menunjukkan bahwa alkohol membunuh beragam bakteri dan virus ketika konsentrasinya melebihi 60 persen, dan ia bekerja jauh lebih cepat ketika konsentrasinya meningkat. Tetapi keefektifan alkohol nampaknya melebihi konsentrasi 90-95 persen.
Perlu diketahui, penggunaan alkohol yang berkelanjutan tidak akan mengurangi keampuhannya dalam membunuh bakteri.
Etanol menjadi musuh dari tiga spesies bakteri penyebab penyakit. Mereka adalah Escherichia coli (penyebab diare), Serratia marcescens (penyebab infeksi pada saluran kencing) dan Staphylococcus saprophyticus (penyebab bisul).
Ilustrasi Hand Sanitizer Foto: dok. Istimewa
ADVERTISEMENT

Tak bisa bunuh semua jenis kuman penyakit

Yang menjadi catatan, alkohol tidak bisa menumpas semua kuman, seperti norovirus; Clostridium difficile, yang dapat menyebabkan diare yang mengancam jiwa; atau Cryptosporidium, sebuah parasit yang menyebabkan penyakit diare yang disebut cryptosporidiosis, kata Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Alkohol yang terdapat pada hand sanitizer juga tidak bisa menghilangkan bahan kimia berbahaya seperti pestisida atau logam berat. Ia pun tidak bisa bekerja dengan sempurna terutama pada tangan yang kotor atau berminyak.

Ada produk yang bebas alkohol

Ada beberapa riset dengan skala kecil yang menunjukkan bahwa pembersih tangan bebas alkohol yang mengandung benzalkonium klorida sebagai bahan aktif, pada konsentrasi 0,13 persen, sama efektifnya dan bahkan lebih efektif daripada alkohol dalam menghilangkan bakteri.
ADVERTISEMENT
Hand sanitizer atau pembersih tangan bebas alkohol disebut HandClens, dan para ilmuwan yang melakukan penelitian terkait hal itu bekerja untuk laboratorium yang sekarang telah ditutup. Namun, itu tidak berarti benzalkonium klorida tidak efektif, tetapi tampaknya tidak ada penelitian independen yang menunjukkan bahwa produk tersebut lebih baik daripada alkohol. Ditambah, benzalkonium klorida mungkin berbahaya bagi beberapa individu, terutama pada konsentrasi yang lebih tinggi.
Menurut CDC, pembersih tangan tanpa alkohol mungkin tidak membunuh banyak kuman dan hanya mengurangi pertumbuhan kuman daripada membunuhnya secara langsung. CDC tetap merekomendasikan pembersih tangan dengan setidaknya 60 persen alkohol di dalamnya demi memperoleh efektivitas maksimal.
Ilustrasi hand sanitizer. Foto: Shutter Stock

Tidak kedaluwarsa

Pada produk pembersih tangan, tercantum tanggal kedalawarsa meski sebenarnya produk tersebut tidak benar-benar kedaluwarsa. Tanggal kedaluwarsa pada produk hand sanitizer kemungkinan hanya menjadi syarat pada kemasan.
ADVERTISEMENT
Hal ini bisa dijelaskan karena alkohol adalah bahan kimia yang stabil. Ini berarti, jika alkohol disimpan dalam wadah bersegel pada suhu kamar ia akan tetap pada konsentrasi yang sama untuk waktu yang sangat lama.
Namun, alkohol mudah menguap karena titik didihnya yang relatif rendah, dan seiring waktu, ketika botol dibuka dan ditutup, beberapa alkohol dapat keluar dan konsentrasi alkohol dalam pembersih tangan Anda mungkin mulai berkurang.

Aman dan tidak beracun

Alkohol dianggap aman untuk digunakan sebagai antiseptik dan umumnya tidak memiliki efek toksik pada kulit. Walau begitu, penggunaan berulang dapat menyebabkan kekeringan atau iritasi ringan. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan pembersih tangan berulang kali lebih mengiritasi daripada mencuci tangan berulang-ulang dengan sabun. Tetapi kulit yang rusak lebih rentan terhadap iritasi akibat alkohol.
ADVERTISEMENT