Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Sepele sih, tapi kalau dipikir-pikir, pernahkah kamu membayangkan bagaimana cara jerapah minum air? Bisakah lehernya yang panjang menjangkau genangan air di dasar?
ADVERTISEMENT
Jawabannya, bisa. Tapi, jerapah butuh teknik khusus saat minum air agar ia terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan. Jerapah memang punya leher panjang. Evolusi mebuatnya mampu menjangkau dedaunan di atas pepohonan yang jaraknya begitu tinggi.
Sama seperti manusia, jerapah juga butuh minum. Siapa sangka, minum adalah 'ujian' paling berat yang harus dilalui hewan ini seumur hidupnya.
Harus membungkuk
Jerapah harus membungkuk untuk minum. Enggak cuma itu, ia juga harus melebarkan kaki depannya, serta menurunkan kepalanya ke permukaan air.
Jerapah juga harus mendorong air yang ia tenggak ke atas lehernya yang panjang sampai ke perutnya.
Kalau jerapah terlalu lama minum, aktivitas yang mengasyikkan ini bisa saja mendadak jadi bencana. Jerapah bisa kena hipertensi karena terlalu lama memposisikan kepalanya lebih rendah dari tubuhnya. Bisa-bisa ia kena stroke.
Saat berhasil minum pun ia juga harus menghadapi bahaya lain. Dilansir The Wire, mengangkat kepala, bisa jadi akan menyebabkan tekanan darah turun seketika dan membuat jerapah pingsan.
ADVERTISEMENT
Namun jerapah punya siasat, ia punya mekanisme Vena jugularis yang bisa mengunci darah ke kepala saat hewan membungkuk. Dan saat mengangkat kepala, pembuluh darah ini terbuka lagi.
Dilansir Inside Science, berdasarkan dimensi kerongkongan jerapah, para peneliti memperkirakan satu kerongkongan penuh dapat menampung sekitar 1,3 galon air atau 19 liter lebih.
Penghitungan tambahan mengungkap bahwa, setiap tegukan minum, jerapah mungkin menyedot sekitar 10 ons air ke tenggorokan mereka.
Dalam 25 detik, mereka bisa memompa air sebanyak 17 siklus. Penelitian mengenai cara jerapah minum ini terbit di jurnal The Physics Teacher.