Bagaimana Cara Kerja Vaksin Corona Oxford AstraZeneca pada Tubuh?

8 Maret 2021 17:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin AstraZeneca. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin AstraZeneca. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
ADVERTISEMENT
Sebanyak 1,1 juta vaksin corona AstraZeneca akan tiba di Indonesia pada Senin (8/3) sore. Kedatangan vaksin ini diharapkan bisa mempercepat proses vaksinasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Vaksin buatan Oxford ini sudah mendapat persetujuan dan masuk ke dalam daftar penggunaan darurat (EUL) WHO per Februari 2021 lalu. Hal ini untuk memperluas penggunaan vaksin corona AstraZeneca.
Berdasarkan hasil uji klinis, satu suntikan vaksin ini ampuh untuk melindungi tubuh dengan mengurangi kemungkinan terserang penyakit. Hal ini juga mengurangi kebutuhan seseorang untuk dirawat di rumah sakit.
Tidak seperti suntikan Pfizer, yang harus disimpan pada suhu yang sangat dingin, minus 70 derajat Celsius, vaksin Oxford bisa disimpan di lemari es biasa. Ini membuatnya lebih mudah untuk didistribusikan.
Lalu, bagaimana sebenarnya cara kerja vaksin Oxford Astrazeneca pada tubuh manusia?
Bahan-bahan vaksin AstraZeneca adalah gen protein dari permukaan virus corona yang kemudian dimasukkan ke dalam virus yang tidak berbahaya. Ramuan tersebut kemudian disuntikkan ke dalam tubuh manusia.
Petugas memegang botol vaksin Universitas Oxford / AstraZeneca di Princess Royal Hospital, Haywards Heath, West Sussex, Inggris. Foto: Gareth Fuller / PA Wire / Pool /REUTERS
Vaksin akan masuk ke dalam sel-sel dalam tubuh dan mulai memproduksi duri-duri protein di sekeliling sel. Sistem imun tubuh akan merespons kehadiran protein itu dan mulai membentuk antibodi dan mengaktifkan sel T untuk membunuh sel-sel yang mengandung protein virus corona.
ADVERTISEMENT
Jika nantinya pasien terkena virus corona, antibodi dan sel T akan segera mengenalinya dan mematikan virus tersebut.

Lebih bagus mana, vaksin corona Sinovac atau AstraZeneca?

Berdasarkan laporan hasil uji klinis, Universitas Oxford mengumumkan bahwa efikasi AstraZeneca pada uji klinis di Inggris dan Brasil mencapai 90 persen. Tidak ada pasien yang perlu dirawat karena mengalami efek samping.
Ada 131 pasien COVID-19 dalam uji klinis vaksin ini. Satu rejimen diberikan setengah dosis vaksin untuk suntikan awal, dan setengah lainnya setelah satu bulan dan menunjukkan kemanjuran 90 persen.
Sementara rejimen lain yang diberikan satu dosis penuh sebanyak dua kali dengan jarak satu bulan, menunjukkan kemanjuran 62 persen. Analisis gabungan menujukkan kemanjuran rata-rata vaksin AstraZeneca sebanyak 70 persen.
Petugas memegang botol vaksin Universitas Oxford / AstraZeneca di Rumah Sakit Churchill, Oxford, Inggris. Foto: Steve Parsons / Pool / AFP
Di sisi lain, vaksin Sinovac buatan China yang sudah masuk Indonesia sejak Desember 2020 lalu, memiliki efikasi alias persentase penurunan kejadian penyakit pada kelompok orang yang divaksinasi, sebesar 65 persen, di Indonesia. Sementara di Brasil, tingkat efikasinya 54 persen.
ADVERTISEMENT
Uji klinis lain di Turki memperlihatkan tingkat efikasi yang lebih tinggi, yaitu 91,25 persen. Ada juga uji klinis di Brasil yang dilakukan oleh mitra lokal Butantan Institute, memperlihatkan peningkatan tingkat efikasi menjadi 78 persen.
Belum diketahui berapa lama vaksin AstraZeneca bisa melindungi tubuh dari virus corona. Namun vaksin ini diklaim bisa memberikan perlindungan lebih lama dari orang-orang yang terinfeksi virus corona namun tidak divaksinasi.
Kalau orang yang tidak divaksin bisa mengembangkan perlindungan pada tubuh selama enam bulan, orang yang sudah divaksinasi bisa terlindungi selama beberapa tahun.
Kemasan vaksin COVID-19 diperlihatkan di Command Center serta Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV), Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/1). Foto: M Agung Rajasa/Antara Foto

Mengapa ada negara yang membatasi penggunaan vaksin AstraZeneca?

Beberapa negara Eropa awalnya menawarkan vaksin hanya untuk anak berusia 18 sampai dengan 64 tahun. Mereka mengatakan memiliki keterbatasan data tentang seberapa baik vaksin itu melindungi orang yang berusia di atas 65 tahun.
ADVERTISEMENT
Kini Jerman dan Prancis merekomendasikan vaksin ini untuk orang berusia di atas 65 tahun. Badan Obat Eropa menyetujui penggunaan vaksin AstraZeneca untuk semua kelompok umur, termasuk orang dewasa yang lebih tua.
Sementara AstraZeneca sendiri mengatakan data uji coba menunjukkan bahwa itu bekerja dengan baik untuk orang di usia lebih dari 65-an. Studi sebelumnya menunjukkan orang tua, serta orang yang lebih muda, tampaknya memiliki respons kekebalan yang sama kuatnya terhadap vaksin.