Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Bagaimana Ular Piton Bisa Menelan Manusia Dewasa secara Utuh?
21 Juni 2018 7:38 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Meski ular piton menelan manusia bukanlah peristiwa yang baru pertama kali terjadi di Indonesia, peristiwa yang terjadi di Sulawesi Tenggara baru-baru ini tetap menimbulkan kehebohan. Pada Jumat (15/6), seekor ular piton ditemukan telah menelan utuh-utuh perempuan dewasa bernama Wa Tiba (54).
ADVERTISEMENT
Wa adalah warga Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara yang pada malam hari sebelumnya, Kamis (14/6), pergi dari rumahnya menuju ke kebun jagungnya namun hingga keesokan harinya tak kunjung kembali.
Maka pada Jumat itulah warga desa setempat kemudian mencari keberadaan Wa dan akhirnya menemukannya telah tewas di dalam tubuh seekor piton.
Seberapa sering peristiwa seperti ini terjadi?
“Di alam, kejadian seperti itu sangatlah langka,” kata David Penning, asisten profesor biologi di Missouri Southern State University, dilansir Live Science .
Namun begitu, menurut Penning, potensi ular raksasa untuk menganggap manusia sebagai mangsa mereka akan semakin meningkat ketika manusia semakin banyak merampas habitat satwa liar itu untuk dijadikan lahan pertanian, perkebunan, dan rumah-rumah.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama juga disampaikan oleh Amir Hamidy, peneliti herpetologi LIPI. Menurut Amir, peristiwa seperti ini kerap kali terjadi karena tingginya konflik antara manusia dan ular akibat perubahan fungsi lahan yang sebelumnya menjadi habitat ular.
"Habitatnya (ular) sudah banyak berubah menjadi kebun kemudian hewan-hewan mangsanya seperti babi hutan, anoa, dan babi rusa banyak diburu orang,” tutur Amir kepada kumparanSAINS beberapa hari lalu.
Bertemu dengan ular liar lebih umum dialami oleh orang-orang pribumi yang tinggal di hutan daripada mereka yang tinggal di daerah maju. Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences pada 2011, dijelaskan bahwa para peneliti pernah mewawancarai 120 orang dari suku Agta Negrito di Filipina pada 1976.
ADVERTISEMENT
Dari hasil studi itu diketahui bahwa 15 dari 58 laki-laki suku Agta atau sebanyak 26 persen dan 1 dari 62 perempuan suku Agta atau sebanyak 2 persen pernah selamat dari serangan ular sanca batik, nama lain dari ular piton yang juga memangsa Wa Tiba di Sulawesi Tenggara dan Akbar (27) di Sulawesi Barat.
Lalu bagaimana ular piton bisa menelan manusia dewasa secara utuh?
"Ular memiliki sistem pencernaan yang sangat unik, yang dapat memperluas banyak energi untuk meningkatkan kapasitas pencernaan mereka," kata Penning. "Mereka mencerna semuanya."
Piton berburu dengan memilih daerah yang mereka anggap berbau seperti mangsa mereka, kata Penning. Kemudian, mereka menunggu mangsa datang.
Sebelum menyerang mangsa mereka dengan gigi yang melengkung, piton biasanya menyerang dengan lebih dulu melilitkan tubuh mereka kuat-kuat di sekitar tubuh mangsa. Lilitan ini dapat menyebabkan serangan jantung dan kematian pada mangsa tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut Brad Moon, profesor biologi di University of Louisiana di Lafayette, lebih mudah bagi ular untuk menelan hewan-hewan pengerat seperti rusa, babi hutan, atau bahkan monyet daripada menelan manusia. Sebab, manusia memiliki bahu lebar berbentuk persegi yang sulit untuk dimasukkan ke dalam mulut si ular.
Meski lebih sulit menelan manusia, tapi ular-ular piton berukuran besar bisa saja menelan manusia dewasa karena mereka memiliki kemampuan untuk menelan mangsa yang berukuran tubuh 10 kali lebih besar dari ukuran mulut mereka.
Sebabnya, ular memiliki rahang yang bersifat sangat fleksibel. Patrick T. Gregory, profesor biologi dari University of Victoria, menjelaskan ular memiliki rahang yang fleksibel karena tulang kuadrat yang menyatukan rahang atas dan bawah mereka tidak tersambung secara rigid. Tulang itu bisa bergerak bebas secara vertikal maupun horizontal.
ADVERTISEMENT
Selain itu, rahang bawah bagian kanan dan kiri ular juga tidak tersambung dengan tulang rigid seperti rahang manusia, “tetapi oleh ligamen elastis yang memungkinkan kedua bagian itu terpisah," kata Gregory, dikutip dari Live Science.
Adapun untuk memasukkan tubuh mangsa mereka secara perlahan dari bagian mulut ke perut, piton menggunakan gigi tajam mereka yang melengkung dan mengarah ke belakang dengan menggerakkan rahang bawah kiri dan kanan secara bergantian.
Selain gerakan rahang, otot bagian tubuh yang elastis serta kelenjar ludah juga turut membantu mereka menelan utuh-utuh tubuh mangsa mereka.