Bagaimana Virus Corona Bisa Sebabkan Gagal Ginjal?

11 Maret 2020 19:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Personel Satgas Mobile COVID-19 membawa pasien diduga terjangkit virus Corona (COVID-19) di Rumah Sakit Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (11/3). Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
zoom-in-whitePerbesar
Personel Satgas Mobile COVID-19 membawa pasien diduga terjangkit virus Corona (COVID-19) di Rumah Sakit Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (11/3). Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
ADVERTISEMENT
Angka pengidap virus corona SARS-CoV-2 di Indonesia bertambah 7 pasien, kini total menjadi 34 kasus. Laporan terbaru disampaikan oleh juru bicara penanganan virus corona, Achmad Yurianto, pada Rabu (11/3) sore, tak lama setelah kasus kematian pertama diumumkan tadi siang.
ADVERTISEMENT
Dari 7 orang yang baru saja dinyatakan positif terinfeksi virus corona, pasien paling muda berusia 29 tahun dan tertua berusia 84 tahun. Ketujuh pasien berstatus imported case, yang artinya mereka tertular virus saat bepergian ke luar negeri dan kembali ke Indonesia dalam keadaan terinfeksi.
Yuri juga mengungkap, dari seluruh kasus positif COVID-19 di Indonesia, ada gejala klinis yang dialami masing-masing pasien. Sebanyak 80 persen demam, sekitar 60 persen batuk, sekitar 50 persen pilek.
“Kalau ini dibiarkan menjadi berat maka akan terjadi kesulitan bernapas. Ini ditandai dengan adanya pneumonia. Kalau kesulitan bernapas, maka berikutnya akan jatuh pada kondisi kekurangan oksigen. Begitu berbicara kekurangan oksigen maka akan kompleks,” ujar Yuri.
Kekurangan oksigen ini disebutnya bakal menjadi awal kegagalan sejumlah organ. Organ yang terkena akan diawali dengan kegagalan ginjal, kegagalan jantung, kegagalan liver, dan akhirnya jatuh pada kondisi multi organ failure alias kegagalan multi organ.
ADVERTISEMENT
“Beberapa organ yang menjadi failure, menjadi gagal. Ini yang menyebabkan kematian,” lanjutnya.
Sejauh ini, COVID-19 telah merenggut nyawa seorang pasien yang dirujuk sebagai Kasus 25. Pasien merupakan WNA perempuan berusia 53 tahun yang tertular virus di luar negeri kemudian datang ke Indonesia dalam keadaan positif corona.
Kasusnya baru saja diumumkan pada Selasa (10/3) kemarin, bersama tujuh tambahan kasus positif corona lainnya, sehingga angka pengidap COVID-19 di Indonesia melonjak menjadi 27 kasus. Saat itu, meski pasien disebut memiliki banyak penyakit penyerta, kondisinya masih stabil dengan dipakaikan alat bantu pernapasan.
"Tadi malam sekitar pukul 02.00 WIB lewat sedikit, pasien 25 meninggal dunia," ucap juru bicara penanganan corona, Achmad Yurianto, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (11/3). "Pasien ini masuk di rumah sakit sudah dalam kondisi sakit berat karena ada faktor penyakit yang mendahului, diabet, hipertensi, paru obstruksi menahun."
Personel Satgas Mobile COVID-19 membawa pasien diduga terjangkit virus Corona (COVID-19) di Rumah Sakit Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (11/3). Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Penyakit penyerta memang menjadi salah satu risiko yang membuat kelompok tertentu rentan mengalami kondisi parah saat terjangkit COVID-19. Adanya riwayat penyakit memang tidak serta merta membuat seseorang lebih berisiko terinfeksi, namun jika terpapar, ada kemungkinan kondisinya memburuk karena daya tahan tubuh pasien sulit melawan virus.
ADVERTISEMENT