Bahaya Narkoba Jenis Sabu yang Dikonsumsi Gary Iskak

25 Mei 2022 16:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Artis Gary Iskak ketika datang di Mapolda Jabar terkait dengan kasus dugaan penyalahgunaan narkotika.  Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Artis Gary Iskak ketika datang di Mapolda Jabar terkait dengan kasus dugaan penyalahgunaan narkotika. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
Ada-ada saja kelakukan artis Gary Iskak ini. Pasalnya, dia kembali ditangkap polisi terkait dengan kasus penyalahgunaan narkoba. Ini adalah kali kedua Gary ditangkap karena kasus narkoba, setelah sebelumnya pada September 2007, ia juga ditangkap dengan kasus yang sama.
ADVERTISEMENT
Dirresnarkoba Polda Jabar Kombes Johannes R. Manalu menyebut Gary ditangkap bersama empat orang lainnya yang berinisial TR, DW, AR, dan SP. Ketika diamankan, mereka sedang bersama-sama mengonsumsi sabu. Hasil tes urin juga menunjukkan bahwa Gary dan keempat rekannya positif sabu.

Lantas apa itu sabu?

Berdasarkan hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN) RI tahun 2019, sabu merupakan narkotika paling banyak digunakan kedua setelah ganja. Sabu merupakan narkotika yang mengandung zat metamfetamin. Metamfetamin sendiri masuk dalam narkotika golongan I dan sama sekali dilarang digunakan.
Secara kimiawi, sabu punya kemiripan dengan amfetamin, yakni obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan hiperaktivitas defisit perhatian (ADHD) dan narkolepsi. Dikutip WebMD, cara kerja metamfetamin yakni menjadi stimulan kuat dan sangat adiktif yang mempengaruhi sistem saraf pusat. Ia dapat menyebabkan peningkatan aktivitas, perasaan senang atau euforia yang menyenangkan.
Ilustrasi Sabu Foto: Ronny Muharman/Antara
Jika jumlah obat yang jauh lebih banyak masuk ke otak, metamfetamin menjadikan stimulan lebih kuat. Ini memiliki efek yang lebih tahan dan lebih berbahaya pada sistem saraf pusat. Karakteristik ini menjadikannya obat dengan potensi penyalahgunaan yang tinggi.
ADVERTISEMENT

Efek samping penggunaan sabu, bisa kena HIV

Menurut Institut Penyalahgunaan Narkoba (NIDA) Amerika Serikat, metamfetamin pertama kali dikembangkan pada awal abad ke-20. Zat ini awalnya digunakan untuk dekongestan hidung dan inhaler bronkial. Sifatnya yang stimulatif menghasilkan peningkatan aktivitas, penurunan nafsu makan, dan rasa senang berlebih. Ini akhirnya banyak disalahgunakan.
Faktanya, zat ini bisa menyebabkan efek yang lebih berbahaya pada sistems saraf daripada yang diharapkan. Selain itu, pengguna sabu juga berisiko tinggi terinfeksi penyakit menular seperti HIV dan hepatitis B dan C. Penyakit ini dapat ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya yang dapat tertinggal pada peralatan obat.
Penggunaan metamfetamin juga dapat mengubah penilaian dan pengambilan keputusan yang mengarah pada perilaku berisiko, serta meningkatkan risiko infeksi.
Infografik Ironi Hidup Gary Iskak. Foto: kumparan
Dalam studi terbitan American Journal of Psychiatry, orang yang menggunakan metamfetamin dalam jangka panjang akan mengalami perubahan yang signifikan pada area otak yang terlibat dengan emosi dan memori. Ini menjelaskan banyak masalah emosional dan kognitif yang terlihat pada mereka yang menggunakan sabu.
ADVERTISEMENT
Sementara menurut American Addiction Centers, penggunaan sabu dapat menimbulkan serangkaian efek samping negatif, seperti:
Bagaimanapun, sabu adalah obat-obatan terlarang yang bisa membahayakan tubuh jika dikonsumsi. So, lebih baik minum jus atau beli permen saja ketimbang mengonsumsi narkotika, selain merugikan diri sendiri, ini juga bisa merugikan orang lain.