Bahaya Penyakit jika Manusia Modern Kunjungi Suku Terisolasi Sentinel

3 Desember 2018 15:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
TN Pandit (kiri) memberikan buah kelapa kepada salah seorang suku Sentinel. (Foto: TN Pandit)
zoom-in-whitePerbesar
TN Pandit (kiri) memberikan buah kelapa kepada salah seorang suku Sentinel. (Foto: TN Pandit)
ADVERTISEMENT
Misionaris asal Amerika Serikat, John Allen Chau, memilih untuk masuk dan berniat menyebarkan agama Kristen ke salah satu suku paling terisolasi di dunia, Sentinel. Tapi nahas, dia dibunuh oleh orang-orang Sentinel ketika masuk ke wilayah mereka, Pulau Sentinel Utara.
ADVERTISEMENT
Pembunuhan terhadap Chau memunculkan perdebatan mengenai keselamatan suku terasing yang dikunjungi dari penyakit-penyakit dunia modern.
Menurut Stephen Corry, Direktur Survival Internasional, yang fokus melindungi suku-suku tak tersentuh di dunia, manusia modern berpotensi menularkan penyakit kepada suku yang sebelumnya terisolasi.
Dia mencontohkan kasus suku Nahua di Peru yang 50 persen anggota sukunya mati pada tahun 1980-an setelah melakukan kontak dengan manusia modern. Corry menyebut langkah Chou juga berpotensi mengakibatkan hal yang sama pada Suku Sentinel.
"Ini menunjukkan suatu tingkat ketidakpedulian tinggi, yang menggarisbawahi mengapa sangat berbahaya bagi orang-orang itu untuk berada dekat dengan suku-suku yang terasing," kata Corry dikutip dari IFL Science. "Ada banyak kasus di beberapa dekade terakhir di mana kejadian seperti ini tercatat pernah terjadi, terutama di Brasil dan Peru."
Ilustrasi Suku Terasing  (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Suku Terasing (Foto: Shutter Stock)
Untuk mengunjungi suku terasing, seseorang atau antropolog direkomendasikan untuk melakukan karantina selama minimal satu minggu sebelum ekspedisi.
ADVERTISEMENT
Mary Ho, pemimpin eksekutif dari All Nations, agensi misionaris Kristen yang mendukung Chau, mengeluarkan pernyataan atas kematian Chau. Dengan sikap melindungi keputusan Chau untuk mengunjungi pulau tersebut, Ho mengatakan bahwa Chau tidak berbahaya bagi Suku Sentinel.
"Kita berbicara mengenai suatu zaman yang berbeda, kita bicara tentang zaman sekarang di mana ada obat-obatan modern, di mana ada antibiotik," kata Ho dalam wawancara dengan Christianity Today.
Ho mengklaim Chau telah terlatih secara medis. Namun, meski Chau memiliki ijazah di bidang kesehatan dan kesehatan olahraga, dan pernah mendapatkan pelatihan dalam hal pengobatan gawat darurat, Chau bukanlah seorang dokter.
John Allen Chau. (Foto: REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
John Allen Chau. (Foto: REUTERS)
Chau disebut Ho telah melakukan banyak persiapan sebelum perjalanannya ke Pulau Sentinel Utara, termasuk mengkarantina dirinya sendiri selama beberapa hari. Hal ini dilakukan untuk memastikan ia tak membawa patogen ke suku tersebut.
ADVERTISEMENT
Ho menambahkan bahwa Chau berusaha melakukan 13 tipe imunisasi terhadap Suku Sentinel. Langkah ini dikritik keras oleh Corry.
"Tidak ada imunisasi yang tersedia untuk melawan common cold (selesma), yang merupakan masalah utama bagi suku-suku terasing," kata Corry. "Infeksinya yang menyebar, yang mana antibiotik juga tidak ampuh, biasanya menyebabkan terjadinya infeksi kedua yang terbukti mematikan," imbuh dia.